SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Kongres Sungai Indonesia (KSI) 2015 ditutup oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Kanalsemarang.com, BANJARNEGARA– Kongres Sungai Indonesia (KSI) I Tahun 2015 yang secara resmi ditutup Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Dermaga Arung Jeram Sungai Serayu, Desa Singomerto, Kabupaten Banjarnegara, Minggu (30/8/2015), melahirkan Maklumat Serayu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Maklumat yang berisikan ajakan untuk menjalankan revolusi pengelolaan dan kawasan daerah aliran sungai itu dibacakan delegasi dari Sulawesi Selatan, Muhammad Yusron saat penutupan KSI I Tahun 2015 yang diselenggarakan sejak Rabu (26/8/2015) di Banjarnegara.

Selain pembacaan “Maklumat Serayu”, penutupan KSI I Tahun 2015 juga diisi dengan pidato kebudayaan yang berjudul Memuliakan Sungai, Menjaga Peradaban yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dalam kesempatan itu, Gubernur mengatakan bahwa kongres tersebut bukan akhir dari suatu kegiatan tetapi merupakan awal dari hajatan besar bersama memulihkan kembali kesejahteraan alam dan sungai, serta untuk kesejahteraan manusia secara lestari.

“Kita sadar kesejahteraan alam tergantung kesejahteraan manusia dan kesejahteraan manusia tergantung kesejahteraan alam,” katanya.

Menurut dia, kesejahteraan tersebut dicapai melalui kerja nyata berupa gerak tanam, gerak bersih, gerak santun, gerak seni, gerak tari, dan gerak budaya serta gerak gotong royong.

Saat ditemui wartawan seusai penutupan, Gubernur mengharapkan Sungai Serayu Banjarnegara menjadi momentum Kongres Sungai yang pertama di Indonesia.

“Kita harapkan kemudian ditindaklanjuti ke Jawa Timur, Kalimantan, dan DKI Jakarta,” katanya.

Dalam hal ini, KSI II direncanakan digelar di Selorejo, Jawa Timur, KSI III di Samarinda, Kalimantan Timur, dan KSI IV di DKI Jakarta.

Ganjar mengaku optimistis serta yakin bahwa sebenarnya banyak orang peduli dan tidak pernah menunggu serta mau terlibat.

“Kata-kata terlibat inilah yang saya inginkan partisipasi yang muncul sehingga menjadi ‘gayeng’ membicarakan bagaimana sungai ini akan kita rawat,” katanya.

Terkait hal itu, dia meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai, rumah menghadap ke sungai, perlakukan sempadan dengan baik, memelihara sungai agar menjadi sumber kehidupan, dan melakukan konservasi di bagian hulu.

Sementara di hilir, kata dia, dapat digunakan untuk pengendalian sedimentasi agar tidak terlalu tinggi.

“Di tengah-tengah, silakan digunakan untuk kemakmuran, untuk energi, untuk pengairan, untuk air baku. Enggak ada orang bisa hidup tanpa air,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya