SOLOPOS.COM - Sejumlah Polisi Wanita (Polwan) dan peserta Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berjalan dengan latar depan jendela yang hancur di Gedung Olahraga Gelanggang Remaja yang dijadikan lokasi Munas HMI XXIX di Pekanbaru, Riau, Senin (23/11/2015). Berbagai fasilitas gedung tersebut seperti jendela, lampu dan kursi hancur dirusak massa HMI karena kecewa terhadap sikap panitia Munas yang dianggap menelantarkan mereka. (JIBI/Solopos/Antara/Rony Muharrman)

Kongres HMI yang diwarnai kericuhan membuat delapan mahasiswa Makassar ditahan Polresta Pekanbaru. Rekan-rekan mereka menolak pulang.

Solopos.com, PEKANBARU — Para mahasiswa yang tergabung dalam rombongan liar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Makassar di Pekanbaru tidak ingin pulang sebelum delapan temannya yang ditetapkan sebagai tersangka dilepaskan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono, mengatakan polisi tidak akan melepaskan delapan tersangka rombongan liar yang kedapatan membawa senjata api, senjata tajam, panah, dan racun mematikan itu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Mahasiswa yang menolak untuk pulang silahkan tinggal di sini, jangan ajak kawan-kawan kalian untuk tidak pulang. Biarkan mereka yang memutuskannya,” katanya, Senin (30/11/2015). Putut mengatakan polisi tidak akan melepaskan delapan tersangka, apapun yang dilakukan oleh mahasiswa itu. Tersangka akan diproses dan disidang.

Sekitar 500 anggota rombongan liar lainnya telah diberangkatkan ke Jakarta menggunakan bus polisi, Senin sore. Sebelumnya, terjadi beberapa insiden antarkelompok hingga acara Kongres HMI terpaksa diperpanjang dari jadwal yang ditetapkan. Seharusnya, kongres itu berakhir pada Kamis (26/11/2015) lalu.

Aksi ricuh dimulai ketika 1.500 mahasiswa yang berasal dari Makassar melakukan aksi bakar ban karena ditelantarkan, Sabtu (21/11/2015), sebelum Kongres HMI dimulai. Anggota HMI asal Makassar juga dituduh sebagai pelaku yang memanah mahasiswa Riau, Minggu (22/11/2015).

Polisi menangkap delapan orang dari rombongan anggota HMI Makassar karena kedapatan membawa senjata api, senjata tajam, sumpit (panah beracun tradisional), serta racun mematikan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau juga melaporkan romobongan mahasiswa karena sejumlah aset hilang dari Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) yang menjadi tempat Kongres berlangsung. Mahasiswa Makassar yang diinapkan di lokasi itu kembali dituduh sebagai penyebabnya.

Kongres yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Minggu (22/11/2015) pagi itu menimbulkan polemik karena menghabiskan anggaran Rp7 miliar, di mana Rp3 miliar disubsidi dari APBD Riau 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya