SOLOPOS.COM - Loretta Lynch (Twitter.com)

Kongres FIFA yang direncanakan akan berlangsung, Jumat (29/5/2015), diiringi penangkapan sejumlah pejabat FIFA.

Solopos.com, NEW YORK — Setidaknya hingga saat ini, ada sembilan pejabat Federation of International Football Association (FIFA) atau Federasi Sepak Bola Internasional, yang ditangkap pihak kepolisian Swiss, terkait kasus dugaan suap dan korupsi. Adalah Loretta Lynch, Jaksa Agung Amerika Serikat yang membongkar kasus tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya, penangkapan sembilan petinggi FIFA dilakukan aparat kepolisian Swiss, di Hotel Baur au Lac, Zurich, Rabu (27/5/2015). Sembilan petinggi FIFA tersebut adalah Jeffrey Webb, Jack Warner, Eugenio Figueredo, Eduardo Li, Julio Rocha, Costas Takkas, Rafael Esquivel, Jose Maria Marin, dan Nicolas Leoz.

Sebagaiman dikutip Solopos.com dari Politico, Kamis (28/5/2015), Loretta Lynch baru menjabat sebagai Jaksa Agung AS sekitar satu bulan lalu. Dalam kurun waktu singkat tersebut, Lynch membongkar dugaan suap yang menurutnya dilakukan 14 orang. Sembilan di antaranya adalah pejabat FIFA yang telah dibekuk aparat kepolisian.

Menurut Lynch putaran suap mulai terjadi pada 1991 dan berlangsung terus menerus. Lynch menjelaskan perputaran suap terjadi berulang kali di setiap turnamen.

“Mereka melakukan ini berulang-ulang, tahun demi tahun, turnamen demi turnamen,” kata Lynch.

“Orang-orang tersebut melalui organisasi-organisasi ini terlibat dalam aksi suap untuk memutuskan siapa yang akan menyiarkan permainan, di mana permainan akan diadakan, dan siapa yang akan menjalankan organisasi pengawasan sepak bola yang diselenggarakan di seluruh dunia, yang merupakan salah satu olahraga paling populer di seluruh dunia,” lanjut Lynch.

Dalam konferensi pers, Rabu lalu, Lynch yakin apa yang ia coba bongkar saat ini adalah sesuatu yang masalah internasional yang rumit dan mungkin akan berdampak pada pemilihan Presiden FIFA berikutnya.

“Kami pada dasarnya menyelesaikan kasus ketika bukti ada, ketika mereka siap untuk resolusi. Sayangnya, FIFA telah memiliki masalah saat pemilihan di masa lalu, ” ujar Lynch.

Namun begitu, Lynch tidak bermaksud mempengaruhi jalannya Kongres FIFA dengan temuannya seputar kasus suap sejumlah pejabat FIFA. Wanita lulusan fakultas hukum Universitas Harvard ini berjanji akan menuntaskan dugaan praktik korupsi ini.

Di lini massa Twitter, nama Lynch muncul sebagai salah satu trending topic, lantaran keberaniannya membongkar geliat korupsi di FIFA. Sejumlah pengakses Internet atau netizen pun mengungkapkan pujian kepada Lynch. Tak jarang, sebagian netizen menggambarkan Lynch sebagai sosok wanita yang mirip dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti.

“Jokowi punya bu susi, obama punya loretta lynch (jaksa agung)…wanita2 hebat (antisuap) yg berani dan nekat membongkar kejahatan yg sistemik dan terorganisasi yg sdh menahun, kalo seandainya jkw mau menarik albertina ho (hakim) menjadi jaksa agung mgkn skor jd 2-1..kalah obama hehe,” tulis @Adek_Sanusi.

“Loretta Lynch Jaksa Agung AS yang nangkapin MALING2 FIFA dan BEKUKAN REKENING FIFA itu ternyata PEREMPUAN!! Perempuan tak boleh mimpin ya,” tulis @fadjroeL.

“Keren ya Jaksa wanita pemberani,” sahut @sutrisnoam.

“Nah! pansel kpk? xD RT @Hati_Nestapa Yg berani sama FIFA cewe ternyata.. :))) jaksa agung USA.. Loretta Lynch,” tulis @b4nganto.

Sebagaimana dikutip Bisnis dari Kantor Berita Antara, Lynch, lahir di North Carolina dan memulai kariernya di sebuah firma hukum New York sebelum ditunjuk menjadi jaksa distrik AS. Mulai dari 2002 sampai 2007, dia bertugas sebagai penasihat penuntut mahkamah internasional yang menangani genosida di Rwanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya