SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kongres FIFA mendaulat Sepp Blatter kembali terpilih menjadi Presiden.

Solopos.com, ZURICH – Josep “Sepp” Blatter kembali menduduki jabatan Presiden FIFA meski megaskandal korupsi senilai kurang lebih 100 juta poundsterling (sekitar Rp2 triliun) sedang menampar lembaga yang dipimpinnya. Hal itu terjadi setelah rivalnya, Pangeran Ali bin Al Hussein, mengundurkan diri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, dalam pemungutan suara ronde pertama, Blatter meraup 133 suara dan Pangeran Ali bin Al Hussein meraih 73 suara. Berdasarkan pantauan siaran langsung pemungutan suara dari FIFATV di Youtube hingga Sabtu (30/5/2015) pukul 00.30 WIB, peserta Kongres FIFA mengikuti pidato kemenangan Blatter.

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk bisa terpilih menjadi Presiden FIFA, calon harus mendapatkan minimal 140 suara. Dalam ronde pertama, Blatter baru meraup 133 suara. Dukungan ke Blatter diraih dari berbagai negara, sedangkan dukungan ke Pangeran Ali diraih dari negara-negara Eropa.

Namun, setelah ronde pertama Pangeran Ali bin Al Hussein mundur. Pada Kongres FIFA di Zurich, Swiss, Jumat (29/5/2015), Blatter mendapatkan dukungan kuat dari sejumlah anggota FIFA untuk kembali menduduki jabatan yang dikuasainya sejak 1998.

Kemenangan Blatter ini membuat kecewa banyak pihak terutama negara-negara besar Eropa. Mereka ingin pria 79 tahun itu lengser. Terlebih setelah baru-baru ini terkuak skandal korupsi yang membuat beberapa petinggi FIFA diciduk FBI.

Sukses Blatter kembali memimpin FIFA dinilai CEO Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) Bert van Oostveen tak lepas dari keberhasilannya merangkul negara-negara kecil anggota FIFA.

Dilansir Reuters, Sabtu, Van Oostveen pun menyesalkan sistem pemungutan suara yang diterapkan dalam pemilihan presiden FIFA dimana semua negara anggota memiliki nilai suara yang sama. Sebagai contoh, suara negara langganan juara Piala Dunia seperti Jerman hanya dihitung satu, sama dengan negara yang tak pernah lolos ke Piala Dunia macam Samoa Amerika.

Bagi Van Oostveen kondisi ini tidak adil. Sebab Blatter bisa terpilih lagi hanya karena mendapat dukungan negara-negara kecil dari Afrika dan Asia. Sedangkan negara-negara yang punya prestasi cemerlang di dunia sepakbola seperti Prancis, Jerman, Inggris dan Belanda menginginkan adanya pergantian tampuk pimpinan FIFA.

“Ini tidak bisa terus seperti ini. Dengan segala hormat pada semua orang yang berada disini hari ini: selalu negara-negara kecil menjadi mayoritas. Tapi negara seperti Prancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugal, Belanda dan banyak lagi – yang membuat sepakbola dunia menjadi besar,” kata Van Oostveen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya