SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman

Harianjogja.com, JOGJA-Maraknya alih fungsi lahan perlahan makin mengikis potensi bambu di sektor industri. Dikukuhkannya Dewan Bambu Indonesia dalam Kongres Bambu Nasional 2013 ini diharapkan mampu menggiatkan kembali produktivitas bambu di sektor hulu.

“Dewan bambu ini diperlukan agar komoditas bambu tidak lagi dikelola secara sepotong-sepotong, tetapi dikelola secara utuh,” ujar Ketua Organization Committee Kongres Bambu Nasional 2013 Kukuh Sutoto kepada Harianjogja.com, usai acara Pengukuhan Dewan Bambu Indonesia di Jogjakarta Plaza Hotel, Sabtu (30/11/2013).

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Tujuan pembentukan Dewan Bambu Nasional ini salah satunya ada upaya untuk terus dapat membudidayakan bambu dari hulu. Artinya pemberdayaan petani dalam produktivitas bambu harus terus didukung.

Pasalnya, selama ini perhatian bambu dari hulu tidak mendapatkan perhatian dan dorongan baik dari pemerintah maupun pelaku usaha yang mengelola dan mengolah komoditas ini.

“Bambu harus dibudidayakan. Dari kehutanan harus ada yang mempelopori ketersediaan bambu. Salah satunya untuk kepentingan industri,” papar Kukuh.

Ketua Dewan Bambu Indonesia terpilih, Haryadi Himawan menambahkan nilai ekspor bambu cenderung mengalami penurunan. Tahun 2010 nilai ekspor bambu mencapai 7,3%, tahun 2011 malah cenderung turun menjadi 6,97%. Sementara China nilai ekspor bambunya terus meningkat dari 37,4% di tahun 2010 menjadi 67,82% pada tahun 2011.

“Pangsa pasarnya memang masih lebih besar China. Tapi potensi ekspor bambu Indonesia masih menduduki peringkat ketiga,” imbuh Haryadi.

Haryadi mengatakan selama ini produktivitas bambu terus turun. Maraknya alih fungsi lahan dan prospek penggunaan lahan yang lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman lainnya, semakin menghimpit kelestarian bambu.

Petani banyak yang lebih memilih menanami lahannya dengan tanaman lain yang masa panennya lebih cepat.

“Bambu mau tidak mau harus bersaing lahan dengan tanaman lainnya. Ini yang selama ini tidak diperhatikan sektor hilirnya. Keterbatasan lahan membuat produktivitas bambu kian turun,” kata Haryadi.

Haryadi menargetkan setelah dibentuknya Dewan Bambu Indonesia ini diharapkan mampu terus mendorong produktivitas bambu. Tidak hanya mengoptimalkan budidaya bambu di lima provinsi, tetapi hingga tahun 2014 nanti akan ada enam provinsi. Selain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan DIY, juga akan menggandeng Banten.

“Target tahun 2014 sudah ditanami semua bambu. Jogja sudah mulai, yaitu di Sleman yang menyediakan 20 hektar lahan untuk ditanami bambu,” pungkas Haryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya