SOLOPOS.COM - Anggota Dewan Penasihat Komnas PT Arifin Panigoro (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, JAKARTA — Salah satu konglomerat Indonesia, Arifin Panigoro, meninggal dunia dalam usia 76 tahun, Senin (28/2/2022), waktu Amerika Serikat.

Pebisnis yang pernah terjun di balik layar dalam kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu adalah tokoh penting dalam bisnis minyak dan gas di Tanah Air.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Dikutip Solopos.com dari Forbes, Arifin Panigoro berada dalam rangking ke-47 daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2020 dengan kekayaan Rp8,1 triliun (kurs Rp14.732 per dolar AS).

Baca Juga: Arifin Panigoro, Raja Minyak Indonesia Meninggal di Amerika Serikat

Arifin merupakan pendiri sekaligus orang yang membesarkan salah satu perusahaan energi terbesar di Indonesia, yakni PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). Ia lahir pada 14 Maret 1945.

Arifin Panigoro adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki Raja Minyak Indonesia.

Baca Juga: Tiba-Tiba Jokowi Ketemu Muhammad Lutfi dan Arifin Panigoro, Sinyal Reshuffle?

Ia dikenal sebagai pendiri dan pemilik MedcoEnergi yaitu perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia.

Alumni Elektro Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1973 ini memulai usahanya sebagai kontraktor instalasi listrik door to door.

Selanjutnya, dia memulai proyek pemasangan pipa secara kecil-kecilan. Medco kemudian dikenal saat memulai usaha pengeboran minyak tahun 1981 yang salah satu modalnya dari bantuan pemerintah.

Salah satu tonggak sejarah Medco ialah ketika melakukan pembelian Stanvac yang dimenangkan melalui tender yang kemudian namanya diubah menjadi Expan.

Baca Juga: Arifin Panigoro akan Ambil Alih Newmont, Rizal Ramli Enggan Ikut Campur

Dengan pembelian itu, PT Stanvac tidak lagi dikuasai orang asing sebab perusahaan minyak tertua di Indonesia itu sudah dimiliki sepenuhnya oleh Medco.

Wafatnya Arifin meninggalkan duka bagi keluarga besar Medco Energi. Di situs medcoenergi.com, terdapat ucapan duka cita atas pendiri dari Grup Medco tersebut di halaman depan.

It is with heavy heart that we announce the passing of our Company’s Founder. He was a prominent and visionary figure of inspiration to us and to the Company. Not only he was passionate in what he did, he was also a dedicated man of honor to the nation and the country. May his legacy always live in the Company’s soul and activities. (Dengan berat hati kami mengumumkan meninggalnya pendiri perusahaan kami. Beliau adalah sosok inspirasi terkemuka dan visioner bagi kami dan perusahaan. Tidak hanya dia bersemangat dalam apa yang dia lakukan, dia juga seorang pria terhormat yang berdedikasi untuk bangsa dan negara. Semoga warisannya selalu hidup dalam jiwa dan aktivitas perusahaan),” tulis manajemen di situs medcoenergi.com, dikutip Senin (28/2/2022).

Medco menjadi salah satu perusahaan tertua yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdiri pada 9 Juni 1980 dengan nama Meta Epsi Pribumi Drilling Company (MEDCO).

Baca Juga: Banding, Arifin Panigoro akan berjuang all out

Salah satu batu loncatannya yakni mendapatkan pengeboran Tesoro di Kalimantan Timur pada 1992 dan berlanjut dengan IPO pada Selasa 6 Desember 1994.

Akuisisi Stanvac Indonesia dilakukan pada 1995, berlanjut dengan penemuan tambang minyak besar di Kaji dan Semoga, Blok Rimau Sumatera Selatan pada 1996.

Melanjutkan pengembangan bisnis hilir pada 1997 dan menambah pengelolaan di blok Senoro-Toili opada 2000 dan mendapatkan 25 Blok Tuban pada 2002.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sampai dengan kuartal III/2021, emiten bersandi saham MEDC ini mencatatkan Ebitda sebesar US$508 juta atau naik 25 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Bank milik Panigoro resmi buka di Solo

Pada kuartal III/2021 sendiri, MEDC mencatatkan Ebitda sebesar US$190 juta, naik dari kuartal kedua karena harga dan permintaan yang kembali pulih pasca-pembatasan sosial (PPKM).

Selanjutnya, MEDC mencetak laba bersih sebesar US$56 juta, dari tiga lini usaha. Dari segmen Minyak dan Gas menyumbang laba US$140 juta, Ketenagalistrikan US$21 juta, dan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) US$48 juta.



Kemudian, selama sembilan bulan berjalan tahun ini, MEDC menyerap belanja modal sebesar US$53 juta.

Masih jauh dari target tahun ini sebesar US$150 juta untuk segmen minyak dan gas, dan US$65 juta untuk ketenagalistrikan.

Dari sektor minyak dan gas, belanja modal MEDC selama sembilan bulan tahun ini terserap sebesar US$31 juta digunakan untuk pengembangan beberapa proyek pengembangan migas di South Natuna Sea Block B PSC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya