SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO – Para pedagang Pasar Klewer yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) melaporkan ancaman adanya dugaan tindak teror dari orang yang tidak dikenal kepada pihak Polresta Solo. Ancaman teror itu mencuat beberapa waktu lalu karena sikap HPPK yang kontra atas revitalisasi Pasar Klewer.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam melaporkan perkara tersebut, pelapor yang terdiri dari pengurus HPPK didampingi pengacara Muhammad Taufiq, Kelik Pramudya dan Ari Santoso. “Memang ada beberapa paguyuban pedagang yang pro dan kontra revitalisasi. Dalam proses tersebut, ada orang yang mengancam pedagang yang kontra revitalisasi dengan ancaman teror sms maupun teror fisik dalam bentuk jeriken berisi bensin dan korek api,” papar Kelik diamini Muhammad Taufiq, saat ditemui wartawan, di Solo, Jumat (28/9/2012).

Menurut Taufiq, laporan atas ancaman teror perlu dilakukan supaya kejadian serupa tidak menimpa pedagang lain. Sebab, saat ini sebagian besar pedagang masih dihantui kekhawatiran atas rencana Pemerintah Kota Solo dalam merevitalisasi Pasar Klewer. “Semestinya semua pedagang diajak dialog untuk merembuk rencana revitalisasi. Kalau akhirnya ada pihak yang dirugikan, siapa yang harus bertanggungjawab,” kata Taufiq.

Kelik menambahkan, pembuatan laporan berdasarkan ancaman sms dalam kurun waktu 26-29 Juni. Pengurus HPPK, kata Kelik, mendapatkan SMS bernada ancaman dan teror yang isinya bakal membakar dan meruntuhkan Pasar Klewer. “Beberapa contoh ancaman teror SMS dari orang tak dikenal yakni, ‘tiji tibeh mati siji mati kabeh,’ ‘pilih dirembug atau Klewer diremuk.’ ‘Pasar Boyolali, pasar mebel, pasar nusukan wis tau kobong kabeh, Pasar Klewer piye?’ SMS itu dikirim dari nomor yang tidak dikenal. Jumlahnya ada delapan nomor asing. Saat dihubungi nomor tersebut malah tidak aktif,” kata Kelik.

Menurut Kelik, ancaman fisik sengaja dikirim oleh seseorang ke Kios Wahyudi. Kios itu diketahui milik Ketua HPPK, Abdul Kadir. “Tepatnya pada 28 Juni, ada kardus air mineral yang isinya kain putih dengan tempelan korek api dan jeriken berisi bensin ditumpuki jerami,” timpal Sekretaris HPPK, Herri Edy.

Kelik mengatakan pihaknya datang Mapolresta Solo untuk bertemu dengan Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in. Namun Kapolresta masih berada di Semarang. Laporan itu kemudian diterima oleh Wakasat Reskrim Polresta Solo, AKP Sugeng. “Tadi bukan laporan. Mereka minta audiensi dengan Pak Kasat Reskrim. Berhubung Pak Kasat sedang sibuk, akhirnya saya terima aduan dalam bentuk surat dari pedagang,” papar Sugeng saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya