SOLOPOS.COM - Ilustrasi bendera Partai Golkar (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO—Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golongan Karya (Golkar) Banjarsari memecat tujuh Ketua Pimpinan Kelurahan (PL) karena dianggap mbalelo.

Sementara itu, sejumlah mantan ketua PL yang baru diberhentikan itu menganggap pemecatan mereka adalah tindakan yang semena-mena dari PK.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pemecatan ini bukti jika ketua PK Banjarsari arogan. Sampai sekarang kami belum paham apa dasar ketua PK memberhentikan kami dan mengangkat orang lain sebagai Plt [pelaksana tugas],” protes Koordinator PL Kecamatan Banjarsari, Wagiman, dalam jumpa pers di RM Mandiri, Bibis, Banjarsari, Sabtu (30/11/2013).

Wagiman yang sebelumnya menjabat Ketua PL Kadipiro menjelaskan dari 13 PL di Banjarsari, hanya enam PL yang tidak diberhentikan. Enam PL yang tetap aktif itu bertugas di Keprabon, Mangkubumen, Nusukan, Stabelan, Kestalan dan Gilingan. Sementara tujuh PL yang diberhentikan itu bertugas di Kadipiro, Ketelan, Punggawan, Sumber, Banyuanyar, Manahan dan Timuran.

“Surat pemberhentian itu baru diterima kami pada hari ini [Sabtu] dan kemarin [Jumat]. Pemecatan kami tidak sesuai dengan mekanisme partai,” tegas Wagiman.

Wagiman menambahkan dalam surat pemecatan itu disebutkan bahwa para ketua PL tersebut diberhentikan lantaran kerap mangkir dalam rapat internal partai. Padahal, dia menganggap para ketua PL memiliki alasan kuat untuk mangkir rapat. Menurutnya, sejumlah ketua PL itu sengaja tak hadir dalam rapat sebagai bentuk protes atas pemberhentian Hardono sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Solo.

“Kami tidak mau disebut sebagai kambing hitam atas masalah di tubuh partai. Kalau kami salah, mestinya kami diperingatkan lisan atau tulisan dulu biar kami bisa memberikan hak jawab. Mestinya perlu ada klarifikasi yang difasilitasi oleh pengurus DPD II dulu,” tandas Wagiman.

Ketua PL Kestalan, Kurniawan, mengaku bisa selamat dari pemecatan setelah dirinya ikut menandatangani surat pencairan bantuan uang stimulan yang disodorkan PK. Dia menuding bantuan tersebut sengaja dipolitisasi untuk penggalangan dukungan kepada ketua PK.

“Ternyata bantuan stimulan itu sengaja diplintir supaya kami mendukung ketua PK,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Ketua PK Partai Golkar Banjarsari, FX. Hartono Sugiyarto, menegaskan pemberhentian tujuh PK tersebut merupakan keputusan partai. Dirinya mengaku hanya menjalankan tugas partai dengan berpedoman AD/ART dan keputusan rapat.

“Itu bukan kebijakan subjektif, tetapi kebijakan kolektif dari partai,” terang Hartono saat dihubungi melalui ponselnya.

Hartono mempersilakan mantan ketua PL yang tidak terima atas pemberhentian mereka untuk menyampaikan aspirasi. Dia mengaku terbuka untuk menanggapi aspirasi dari para mantan ketua PL itu.

“Sekarang sebetulnya bukan saat yang tepat untuk konsolidasi. Harusnya sekarang kita fokus pada penggalangan dukungan. Kami ingin mesin partai tetap berjalan. Kalau setiap diundang mereka tidak datang, bagaimana mesin partai akan bergerak,” pungkas Hartono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya