SOLOPOS.COM - Sejumlah pesawat tempur penyerang darat AU AS, A-10 Thunderbolt terlihat di Pangkalau AU Osan di Korea Selatan. AS terus meningkatkan kesiagaan pasukannya untuk menanggapi ancaman serangan Korea Utara. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Sejumlah pesawat tempur penyerang darat AU AS, A-10 Thunderbolt terlihat di Pangkalau AU Osan di Korea Selatan. AS terus meningkatkan kesiagaan pasukannya untuk menanggapi ancaman serangan Korea Utara. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

WASHINGTON – Ancaman Korea Utara untuk menyerang wilayah AS dengan senajta nuklir menurut sejumlah pengamat jelas merupakan gertak sambal. Soalnya negara komunis isolasionis itu sebenarnya tak memiliki kemampuan untuk melakukan serangan antarbenua.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Memang rezim Pyongyang kemungkinan sudah bisa meluncurkan rudal dan melancarkan serangan jarak jauh. Namun kemampuan itu masih sangat diragukan keberhasilannya, khususnya terkait kemampuan merangkai hulu ledak nuklir dan menempatkannya pada roket peluncur jarak jauh, yang membutuhkan keahlian yang tak bisa dicapai dalam waktu singkat. Kemampuan seperti ini sudah dikuasai negara-negara nuklir utama dunia seperti AS, Rusia, Prancis dan China sejak puluhan tahun silam. Dengan kata lain, Korut mungkin bisa menembakkan rudalnya ke sejumlah wilayah AS, namun jelas bukan wilayah benua Amerika dan bukan dengan rudal berhulu ledak nuklir.

“Kemungkinan itu semua omong kosong,” ujar Gary Samore, pakar masalah penyebaran senjata nuklir yang mantan staf bidang keamanan nasional Presiden Barack Obama. “Sangat tidak mungkin mereka punya senjata nuklir yang bisa menjangkau AS,” imbuhnya. “Mereka jelas tidak mau bunuh diri. Mereka paham betul kalau satu serangan langsung terhadap daratan AS sama saja dengan menciptakan kiamat buat negeri mereka sendiri,” katanya pula.

Rabu lalu kantor berita resmi Korut, KCNA, menyebut militer mereka sudah “meratifikasi” serangan yang melibatkan senjata nuklir yang lebih kecil, ringan dan multivarian, istilah yang ditafsirkan sebagai senjata nuklir dengan radius dampak yang lebih kecil. Ini adalah pernyatan terbaru dari rangkaian pernyataan provokatif Korut selama beberapa pekan terakhir, yang merupakan reaksi atas latihan militer rutin tahunan AS dan sanksi terbaru PBB atas uji coba nuklir yang dilakukan Korut.

Menanggapi ancaman serangan korut, AS pada Rabu juga menyebut sudah memasang sistem pertahanan antirudal yang disebut sebagai THAAD atau Terminal High Altitude Area Defense ke Guam, salah satu pangkalan utama AS di Pasifik yang sudah disebut Korut bakal menjadi sasaran serangan. Saat ini, tak ada yang tahu pasti seperti apa sebenarnya kemampuan nuklir Korut karena sangat ketatnya negara itu mengisolasi diri.

Greg Thielmann, mantan pejabat intelijen Kementerian Luar Negeri AS, juga meragukan kemampuan sejumlah rudal yang kini dimiliki Korut, misalnya KN-08 yang sudah dipamerkan dalam sejumlah parade, yang seperti diduga sejumlah pengamat lain sebenarnya hanya model dan bukannya rudal operasional. “Rudal itu masih belum siap sekarang,” katanya.

Kemarin para pejabat Barat membenarkan laporan bahwa Korut sudah memindahkan rudal jarak menengah yang disebut Musudan atau Nodong B ke wilayah pantai timur. Belum jelas apakah pemindahan ini sebagai bagian dari geratakan atau untuk diujitembakkan. Rudal jenis ini disebut punya jangkauan 3.000 km sehingga bisa menjangkau seluruh wilayah Korsel, Jepang dan Guam. Namun menurut Thielmann Musudan selama ini juga belum pernah diujicobakan. “Sebuah rudal yang bahkan belum pernah menjalani uji terbang jelas bukan sistem yang operasional dan bukan ancaman yang berarti,” tegasnya.

Menurut Thielmann, secara riil saat ini Korut hanya memiliki rudal operasional berupa varian-varian rudal Uni Soviet SCUD-B dan SCUD-C yang berdaya jangkau 300 km dan 500 km dalam jumlah ratusan, serta rudal Nodong berdaya jangkau sekitar 1.300 km yang jumlahnya belasan. “Tak ada satu pun di antaranya yang bisa mencapai Guam, atau Hawaii,” ujat Thielman. “Korut cuma berpura-pura punya senjata [berdaya jangkau] seperti itu dan banyak orang di Amerika yang juga termakan klaim itu,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya