SOLOPOS.COM - Kondisi di bagian depan Kori Kamandungan Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (23/3/2017), menjelang batas akhir pengosongan Keraton oleh Eddy Wirabhumi Cs. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Konflik Keraton Solo, Pemkot Solo ingin persoalan di Keraton segera rampung.

Solopos.com, SOLO —  Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan akan melakukan intervensi terhadap konflik yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningat agar tak berlarut-larut. Campur tangan Pemkot didasari amanat Undang Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya untuk merawat dan menjaga kawasan cagar budaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Nanti saya akan bertemu dengan masing-masing kubu, selanjutnya dipertemukan dua kubu untuk penyelesaian,” kata Rudy sapaan akrab Wali Kota, ketika berbincang dengan , Rabu (5/4/2017).

Ia menilai konflik internal Keraton bisa berdampak pada kawasan Keraton menjadi tidak terawat. Apalagi selama ini Pemerintah baik pusat, provinsi maupun Pemkot tidak bisa mengucurkan bantuan anggaran lantaran konflik berkepanjangan tersebut.

“Sebenarnya Pemkot berkomitmen memberikan bantuan anggaran ke Keraton tiap tahun. Hanya saja yang bertanggung jawab itu tidak ada akhirnya tidak diberikan,” kata dia.

Rudy menambahkan jika persoalan internal Keraton terselesaikan maka ke depan tidak hanya dari Pemkot, melainkan bantuan anggaran dari Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bisa mengucur ke Keraton.

Sesuai UU Cagar Budaya, Pemerintah berkewajiban dan berkomitmen membantu Keraton untuk menjaga dan menyelamatkan kawasan cagar budaya. Hal ini agar secara fisik dan budaya tetap berlangsung. “Saat ini imbasnya Museum dan Perpustakaan ditutup. Ini sangat kita sayangkan,” katanya.

Karena itu, Rudy mengatakan diperlukan percepatan penyelesaian internal Keraton. “Kami tetap akan menjalin komunikasi dengan putra putri dalem, seperti K.G.P.H. Puger untuk mencari solusi. Saya berharap mereka bisa akur semua,” harapnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Solo Basuki Anggoro Hexa mengatakan penutupan wisata Keraton akibat konflik internal dinilai Pemkot tak berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan ke Kota Bengawan. Sebagai gantinya, wisatawan bisa berkunjung ke objek wisata lain, seperti Museum Radya Pustaka ataupun Pura Mangkunegaran.

“Keraton bukanlah satu-satunya objek wisata, masih ada alternatif lain ke Museum Radya Pustaka, Pura Mangkunegaran, Klewer dan lain-lain. Jadi tidak ada masalah,” kata dia.

Merujuk data Dinas Pariwisata, tujuan wisata paling banyak dikunjungi wisatawan domestik adalah Keraton Kasunanan. Sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara lebih cenderung mengunjungi Pura Mangkunegaran.

“Kalau wisata Keraton tutup kan yang rugi justru sana sendiri [Keraton], karena retribusinya tidak masuk ke Pemkot. Tapi dikelola sendiri oleh Keraton,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya