SOLOPOS.COM - GKR Wandansari (Mbak Moeng) (Foto: Dokumentasi)

GKR Wandansari (Mbak Moeng) (Foto: Dokumentasi)

SOLO–Konflik di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat semakin panas menjelang kirab 1 Sura, Rabu (14/11/2012) malam.  GKR Wandansari atau yang akrab disapa Mbak Moeng menyatakan selama ini pihaknya tidak pernah mengusir Pakui Buwono (PB) XIII Hangabehi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia menjelaskan orang-orang yang saat ini berada di sekeliling Hangabehi telah memprovokasi Hangabehi hingga terjadi konflik di dalam Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

“Kami bukan mengusir. Tetapi menyarankan Sinuhun. Kalau tidak kami sampaikan kebenaran, nanti kami diganggu terus, yang rugi kan malah keraton sendiri,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (15/11).

Dia menyebutkan orang-orang yang saat ini berada di sekeliling Hangabehi terus mengadu antara keraton dengan rajanya. “Sinuhun  itu diadu dengan provokasi yang tidak ada batas waktu. Orang-orang di sekitar Sinuhun itu jelas-jelas orang luar yang kami tahu kalau latar belakangnya tidak seperti yang diterima oleh Sinuhun. Kalau Sinuhun tidak cut, ya nantinya Sinuhun sendiri yang repot. Itu yang kami perjuangkan,” ungkapnya.

Mbak Moeng mengibaratkan antara keraton dan Hangabehi sebenarnya sudah berada dalam satu wadah. Namun, yang terjadi saat ini Sinuhun dicopot dari wadah tersebut. “Kenapa dicopot dan diadu dengan wadahnya sendiri. Itu yang sebenarnya kami tidak terima,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mbak Moeng mengungkapkan pihaknya tetap akan mempertahankan tatanan adat yang ada di keraton. “kami mohon orang-orang yang merasa kalau tidak merasa berarti tidak punya hati. Karena kalau ini terus-terusan yang rusak bukan Sinuhun saja, tetapi sudah merusak tatanan adat. Kami wajib meluruskan dan menjaga,” tegasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Konflik internal kembali mendera Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kubu GKR Wandansari atau yang akrab dikenal Mbak Moeng menggeruduk Paku Buwono XIII Hangabehi di Sasana Narendra (kediaman Hangabehi di Keraton), Rabu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Aksi tersebut ditengarai akibat perbedaan pendapat dalam penyelenggaraan Malam 1 Sura. Hangabehi dikabarkan meninggalkan Keraton setelah sempat bersitegang dengan kubu Gusti Moeng.

“Betul, Hangabehi digeruduk kubu Gusti Moeng. Mereka memperdebatkan penyelenggaraan Malam 1 Sura,” ujar seorang kerabat keraton, GPH Suryo Wicaksono, kepada Solopos.com.

Lelaki yang akrab disapa Gusti Ninok itu membenarkan kedua kubu sempat adu mulut ihwal Malam 1 Sura yang akan digelar malam ini. Menurut Gusti Ninok, Hangabehi menilai prosesi tersebut sebaiknya ditunda sampai kondisi internal keraton kondusif. Namun kubu Gusti Moeng berpendapat sebaliknya.

“Sempat terjadi caci-maki antara kedua pihak. Lalu tak berapa lama Hangabehi keluar dari keraton,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya