SOLO–Sejumlah pintu yang menuju bangunan inti Keraton Kasunanan Surakarta dipagari seng. Salah satunya ialah pintu utama Keputren yang merupakan akses utama penghubung kediaman pribadi Hangabehi menuju kompleks Sasana Sewaka, tempat digelarnya acara jumenengan.
Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren
Pantauan Espos, sejumlah abdidalem Keraton tampak mengusung puluhan lembaran seng dan membawanya masuk ke dalam Keraton. Mereka mengaku diminta para Sentana untuk menutup akses jalan penghubung antara bangunan inti Keraton di kompleks Sasana Sewaka dengan kediaman PB XIII Hangabehi.
Salah satu menantu PB XII, KP Eddy Wirabhumi membenarkan adanya upaya pemblokiran akses utama di dalam Keraton. Hal itu menurut Eddy sengaja dilakukan Keraton agar pihak-pihak dari luar tak bisa sembarangan masuk ke dalam Keraton. “Ini semata untuk keamanan agar tak terjadi kontak fisik yang tak diinginkan,” paparnya.
Tak hanya itu, Keraton juga menyiagakan aparat polisi di dalam Keraton. Sebab, saat ini, kondisi Keraton dinilai sangat tak kondusif sehingga diperlukan upaya pencegahan sejak dini.
Eddy menegaskan bahwa Keraton bukanlah rumah PB XII Hangabehi. Sehingga, Hangabehi juga tak boleh seenaknya masuk ke dalam Keraton tanpa seizin Dewan Adat. “Keraton ini milik keluarga. Bukan milik PB XIII. Beliau (Hangabehi-red) sudah diberi tempat rumah pribadi di sasana putra yang itu juga milik keluarga. Jadi, tak bisa sembarangan masuk ke dalam Keraton,” katanya.
Sementara itu, KP Satryo menegaskan bahwa Hangabehi masih diperkenankan masuk ke dalam Keraton, namun dengan syarat tak bersama Tedjowulan. “Silakan kalau masuk, tapi jangan bawa orang lain. Tedjowulan itu sudah pernah memberontak, jadi tak bisa masuk ke dalam Keraton,” paparnya.