Konflik Kemenpora-PSSI mewarnai sepak bola Indonesia.
Solopos.com, JAKARTA – Konflik Kemenpora-PSSI mewarnai sepak bola Indonesia. Puncaknya, Kemenpora pun membekukan PSSI dan membuat pertandingan sepak bola nasional terhenti.
Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat
Tak hanya itu, intervensi dari pemerintah itu membuat sepak bola Indonesia dihukum FIFA. Hingga kini, Kemenpora belum mau mencabut pembekuannya terhadap PSSI. Meski Menpora Imam Nahrawi menargetkan segala permasalahan sepak bola Indonesia selesai pada 2016 mendatang.
Imam pun berharap PSSI segera berubah menjadi lebih baik sehingga persepak bolaan Tanah Air kembali bergulir. “Semua harus punya komitmen, punya niat mau berubah,” ucap Imam Nahrawi di kantor Kemenpora, seperti dilansir Liputan6.com, Senin (26/10/2015).
Gelaran turnamen Piala Presiden 2015 yang diikuti 16 klub anggota PSSI dijadikan Imam sebagai patokan penyelenggaraan yang baik. Salah satunya adalah soal perangkat pertandingan.
“Salah satunya adalah independensi wasit. Jika kita lihat wasit bertindak dan memberikan kartu tanpa tekanan sama sekali. Ini yang saya harapkan ada di sepak bola kita nantinya,” tambah Imam.
Politisi Partai PKB ini juga membeberkan penyebab alotnya perseteruan pihak PSSI dan Kemenpora pada 2015 ini. Menurut dia, PSSI belum memberikan pernyataan ingin berubah menuju tata kelola sepak bola yang lebih baik.
“Selama ini, kan belum ada juga pernyataan dari PSSI kalau mereka ingin berubah. Pokoknya semua harus komitmen dan mau berubah ke arah yang lebih baik,” papar Imam.