SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA— Pers dituntut untuk tetap mempertahankan reputasinya dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip etika jurnalistik di tengah perkembangan teknologi informasi.

Wakil Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS), Agung Adi Prasetya mengatakan, dengan berkembangnya teknologi informasi, menuntut pers untuk mengembangkan content media secara cepat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Namun, pers harus tetap mempertahankan reputasi serta kepercayaan  publik. Pers harus bersikap secara objektif dalam pemberitaan. Ketika tidak objektif kepercayaan dari masyarakat akan dipertaruhkan,” kata Agung Adi Prasetya  saat membuka konferensi dan penghargaan The 1st SPS–Indonesia Public Relation Summit 2012 bertajuk The Global Challenge & Opportunity in Managing a Sustainable Reputation, di Borobudur Hall Hotel Inna Garuda, Jogja, Kamis-Jumat  (13-14/12/2012).

Agung mengatakan, pers harus mampu menjelaskan duduk perkara kasus sebenarnya pada materi yang diberitakan. Kesan dramatisasi dalam pemberitaan menurutnya bukan menjadi hal yang utama, namun lebih bagaimana fakta itu dipaparkan.

“Dramatisasi itu membuat berita kehilangan fakta. Seharusnya semua disajikan secara proporsional,” ungkap Agung. Ambil contoh ada fakta mengenai kematian turis di suatu wilayah akibat tertimpa buah kelapa sebanyak 40 orang per tahun atau kematian wisatawan akibat serang hiu hanya 11 orang per tahun. Namun justru berita yang dikontruksi adalah pada adalah kematian akibat serangan hiu karena dianggap lebih dramatis.

Ketua Forum Pemimpin Redaksi Indonesia, Wahyu Muryadi, memaparkan apabila masyarakat merasa dirugikan akibat pemberitaan jangan tinggal diam, namun dapat melakukan pengaduan melalui dewan pers. “Ini juga merupakan cara untuk menjaga reputasi media massa di mata masyarakat,” urai dia.

Pengaduan ini menurutnya sudah disepakati antara Dewan Pers dan Kapolri. “Sudah ada MoU antara Kapolri dan Dewan Pers, ketika ada sengketa pemberitaan, penyelesaiannya melalui Dewan Pers tidak langsung pada polisi,” kata Wahyu.

Acara ini baru pertama kali digelar oleh SPS untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan dunia ke-PR-an dan media secara signifikan. Hadir dalam kesempatan itu  Sekjen SPS Pusat Ahmad Jauhar dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Asissten Administrasi Umum Pemprov DIY, Sapto Raharjo mengawali konferensi tersebut dengan membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di atas podium. Sultan mengatakan menyambut baik konferensi tersebut. Menurutnya, Public Relation memiliki peranan yang penting dalam menjaga reputasi sebuah organisasi atau korporasi. Apalagi dalam zaman yang semakin canggih dengan kemajuan teknologi informasi.

Adapun hari ini, Ketua Umum SPS Pusat Dahlan Iskan akan hadir menyerahkan penghargaan bagi tokoh publik, lembaga publik, dan korporasi pilihan SPS 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya