SOLOPOS.COM - Irfan Sutikno (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Konferensi Kota Kreatif Nasional diusulkan menjadi pencanangan Hari Kreatif Nasional.

Solopos.com, SOLO — Solo Creative City Network (SCCN) mengusulkan Hari Kreatif sebagai salah satu hari perayaan nasional. Penetapan Hari Kreatif diusulkan pada medio 23-25 Oktober 2015 mendatang seiring penyelenggaraan Konferensi Kota Kreatif Nasional di Solo tahun 2015 ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penggagas SCCN, Irfan Sutikno, saat ditemui Solopos.com di sela peluncuran forum Solo Polah di area Car Free Day (CFD) Kota Solo, ruas Jl. Slamet Riyadi, Minggu (5/7/2015), mengatakan usulan Hari Kreatif Nasional bukan untuk gagah-gagahan. Menurut Irfan, adanya peringatan tersebut dapat menjadi pengingat kota-kota di Indonesia agar konsisten dengan gerakan kreatif.

“Konferensi nanti targetnya membentuk ICCN [Indonesia Creative City Network] sebagai jejaring kota kreatif tingkat nasional. Syukur-syukur salah satu deklarasinya bisa menyepakati Hari Kreatif Nasional,” kata dia.

Irfan mengatakan geliat ekonomi kreatif di kota-kota di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Dia menyebut kota seperti Banyuwangi, Jember, Bogor dan Banda Aceh mulai menginspirasi lima tahun belakangan. Daerah tersebut tak kalah dengan kota yang sudah mengantongi modal kreatif seperti Bandung, Bali, Jogja, atau Solo.

“Problemnya, di beberapa kota belum terjalin sinergi antara pemerintah, akademisi, praktisi, dan media dalam menyokong industri ekonomi kreatif. Pemerintah dan pelaku kreatif masih bergerak sendiri-sendiri,” tutur Irfan yang juga koordinator Solo Polah.

Irfan mengatakan terbentuknya ICCN akan menjadi titik balik dalam konsolidasi gerakan kreatif antarwilayah. Dalam praktiknya, ICCN mengupayakan langkah kreatif yang memiliki nilai tambah dari segi ekonomi. “Jadi bukan sekadar kreatif atas dasar kearifan lokal. Harus ada poin tambahan untuk memberdayakan masyarakat.”

Mindset Kreatif
Irfan mengatakan Solo kini selangkah lebih maju seiring kesepakatan dengan Bandung ihwal pengembangan kota kreatif. Namun, dia tak menampik mindset kreatif warga Solo belum sepenuhnya terbentuk. “Kreatif jangan dimaknai sebagai sesuatu yang mewah. Memberi nilai tambah dalam keseharian adalah inti kreativitas.”

Salah satu koordinator Konferensi Kota Kreatif, Yayok Aryoseno, mengatakan konferensi akan turut mewadahi aksi kreatif komunitas di Solo dalam bentuk performing hingga pameran. Dia bakal menggandeng sebanyak mungkin komunitas untuk bergabung. “Dari komunitas difabel hingga fotografi akan kami libatkan.”

Terkait kota peserta konferensi, dia menyebut ada 30-40 kota yang akan berpartisipasi. Kota-kota tersebut adalah kota yang sudah menunjukkan geliat ekonomi kreatif dalam skala kecil hingga masif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya