SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kondisi belasan keluarga bantaran RW VIII Kelurahan Pucangsawit, Jebres, memprihatinkan. Belasan keluarga tersebut kini hidup menumpang pada tetangga, sanak famili atau bertahan di lokasi dengan membangun tenda, menyusul belum rampungnya pembangunan rumah tujuan relokasi di kawasan Ngemplak Sutan, Mojosongo, Jebres.

Kondisi semakin memprihatinkan setelah turun instruksi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo agar warga segera membongkar rumah paling lambat hari ini, Selasa (15/6). Aliran listrik yang masuk ke daerah itu juga telah diputus PLN sejak  Senin (14/6) kemarin. Kabar mesin penghancur alias buldozer segera tiba, semakin membuat warga panik.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan Espos, di lokasi setempat, Selasa, beberapa warga tengah membongkar rumah mereka sembari mengamankan kayu maupun material lain yang masih bisa digunakan. Beberapa warga lain terlihat secara bergantian memindahkan barang-barang mereka ke tempat pengungsian, entah di rumah saudara maupun mengontrak rumah.

Selain itu, seorang warga, Supono, mengaku terpaksa tidur beratap terpal di lokasi selama dua malam terakhir. “Saya tiga hari dua malam ini tidur di sini. Kalau hujan rasanya kepingin menangis. Saya tidak ada uang untuk pindah, mengangkut barang-barang pun kami bergantian. Bagaimana nanti kalau buldozer datang,” kata Pono, panggilan akrabnya, sembari menunjukkan gubuk sederhana yang sengaja dia dirikan untuk mengamankan barang-barang, Selasa.

Anggota keluarga Pono telah diungsikan ke rumah saudaranya. Sedangkan, rumah relokasi di kawasan Ngemplak Sutan belum selesai dibangun. Menurut Pono, rumah tersebut belum bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang apalagi ditinggali. Pasalnya, pintu rumah belum terpasang dan bagian lantai juga masih berupa tanah yang berlubang di beberapa titik.

Tidak jauh berbeda, kondisi memprihatinkan juga dialami keluarga Sairan. Sairan mengakui telah diminta pindah dan membongkar bangunan sekitar empat atau lima hari lalu. Namun, karena rumah di Ngemplak Sutan belum selesai dibangun, Sairan pilih mencari kontrakan di kawasan nonbantaran Kelurahan Pucangsawit.

Menurutnya, masih ada sekitar 15 sampai 20 rumah yang belum siap ditempati. “Pada intinya, warga tidak menolak pindah, asalkan rumah di sana sudah jadi. Tapi pintu saja belum ada, lantai juga belum di-urug,” papar Sairan, yang memiliki empat anak, salah satunya masih berusia lima bulan.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas P3AKB), Widdi Srihanto mengakui pembangunan rumah di lahan relokasi Ngemplak Sutan hingga kini masih berjalan.

Namun, Widdi memastikan proses pembangunan terus dipantau, sehingga seluruh rumah siap ditinggali warga. Terkait adanya warga yang terpaksa mengungsi, Widdi mengaku hal itu pilihan warga. “Kami sudah minta pegawai ke lokasi untuk mengecek. Proses pembangunan itu saat ini terus berjalan,” tandasnya.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya