SOLOPOS.COM - Genangan air ditemukan di areal parkir bus AKAP di dalam Terminal Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jumat (4/11/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kondisi jalan dan areal parkir bus di Terminal Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Sragen, memprihatinkan karena rusak cukup parah. Di dalam terminal itu ditemukan genangan air di sejumlah tempat lantaran jalan atau areal parkir berlubang.

Para agen bus terpaksa menggalang dana iuran untuk menguruk lubang-lubang yang menganga di dalam terminal tipe B yang dikelola Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Paguyuban Komunitas Terminal Pilangsari, Suparno, mengungkapkan kerusakan jalan paling parah sebenarnya ada di jalur keluar masuk bus paling depan. Dia menyebut lubang di jalur itu seperti kolam ikan, tetapi sekarang sudah diuruk material hasil swadaya para agen bus di Terminal Pilangsari.

“Materialnya kami beli Rp800.000 per truk. Jumlah agen bus AKAP di Terminal Pilangsari ini ada 95 tetapi sekitar 30% di antaranya tutup karena kondisi yang tidak memungkinkan. Jalan dan tempat parkir bus di bagian belakang terminal juga rusak karena banyak genangan air,” ujar Suparno saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/11/2022).

Baca Juga: Nyaris Punah, 95 Persen Angkutan Umum Perdesaan Karanganyar Tak Lagi Beroperasi

Dia pernah mengonfirmasi ke Balai Pengelola Sarana dan Prasarana Perhubungan (BPSPP) Wilayah III Dishub Provinsi Jawa Tengah di Solo terkait dengan kondisi Terminal Pilangsari, Sragen. Saat itu BPSPP Wilayah III Solo menyampaikan belum ada dana untuk pembangunan Terminal Pilangsari, Sragen.

Suparno mengatakan para agen bus itu butuh kepastian kapan Terminal Pilangsari dibangun. Mereka merasa berhak mendapatkan fasilitas yang memadai karena selama ini mereka membayar retribusi  Rp55.000-Rp65.000 per bulan.

“Kami mau swadaya itu sampai kapan. Dana yang sudah kami keluarkan sudah jutaan rupiah. Belum lagi kondisi kios-kios juga mulai rusak. Kios utama dibangun pada 1994 silam. Penambahan kios berikutnya di sisi utara dibangun pada 1996,” ujarnya.

Baca Juga: Mayoritas Halte Bus Trans Jateng Solo-Sumberlawang Kurang Layak

Dishub Jateng Andalan CSR untuk Perbaikan

Kerusakan jalan dan tempat parkir bus salah satunya dipicu drainase terminal yang pampat saat hujan. Halaman parkir bus tergenang air sampai tidak terlihat asalnya saat hujan. “Kami sudah komunikasi dengan kepala terminal, juga belum ada kejelasan tentang renovasi Terminal Pilangsari,” ungkap Suparno.

Ia menilai kuantitas penumpang busk AKAP yang naik dari terminal cukup baik. Dalam kondisi sepi saja rata-rata masih ada 150 penumpang per hari. Yang sepi penumpang justru bus dengan rute lokal. “Seperti Sugeng Rahayu itu ogah masuk terminal karena sulit mendapatkan penumpang,” jelasnya.

Suparno menginginkan adanya kejelasan renovasi Terminal Pilangsari supaya agen-agen bus AKAP tidak terbebani untuk pemeliharaan. Selama ini, Suparno hanya mengandalkan solidaritas para agen. Iuran sukarela agen bus itu, ujar dia, bisa terkumpul sampai Rp2 juta secara spontanitas.

Baca Juga: BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri Segera Meluncur, Load Factor dan Halte Disorot

Sementara itu, Fungsional Analis Kebijakan Dishub Provinsi Jawa Tengah, Fajar Ahmad, saat dihubungi Solopos.com, Jumat siang, menyampaikan selama ini belum ada rencana renovasi Terminal Pilangsari karena belum ada anggarannya.

Untuk mengatasi jalanan rusak di dalam terminal itu, ujar dia, diupayakan dengan menggunakan dana CSR [corporate social responsibility] dari para stakiholders. Dia mengatakan yang mengetahui teknis CSR itu ada di BPSPP Wilayah III Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya