SOLOPOS.COM - Tumpukan sampah tampak menumpuk di bagian belakang halte Batik Solo Trans (BST) di dekat Pasar Gede Solo, Kamis (2/7/2020). (Solopos/Mariyana Ricky PD)

Solopos.com, SOLO — Kondisi sejumlah halte Batik Solo Trans (BST) di luar Kota Bengawan sangat berbeda dengan yang ada di dala Kota Solo. Halte BST di Solo relatif bagus karena terawat. Sebaliknya halte di luar Solo minim perhatian sehingga kondisinya memprihatinkan.

Hal ini yang menjadi sorotan sejumlah anggota DPRD Kota Solo saat menjajal layanan BST pada Selasa (12/1/2021). Ketua Komisi II DPRD Kota Solo, YF Sukasno, mengatakan kelengkapan halte di luar Solo seharusnya menjadi kewajiban lintas daerah utamanya untuk rute Terminal Palur-Terminal Kartasura-Bandara Adi Soemarmo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lantaran lokasinya berada di daerah satelit, ia menilai kerja sama antardaerah diperlukan untuk merawat aset tersebut. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tak bisa sendirian merawat.

Duh! Jalur Contra Flow BST Koridor 1 Malah Bikin Jl Slamet Riyadi Solo Macet

“Sehingga penganggarannya nanti bisa dipikirkan berdua, supaya haltenya betul-betul representatif, teduh dan terhindar dari hujan. Kalau dibangun Pemkot Solo saja menyalahi aturan karena ada yang masuk wilayah Sukoharjo dan Karanganyar,” kata dia, di sela-sela inspeksi.

Sorotan lainnya adalah banyaknya kendaraan roda empat yang parkir mepet halte sehingga menghalangi BST menjemput penumpang. Sukasno menyebut catatan lain tentang rute contra flow di Jl. Slamet Riyadi.

Pengendara roda dua masih banyak yang masuk jalur tersebut sehingga cukup membahayakan. Mereka bahkan nekat masuk jalur kendati sudah berjarak 10-15 meter dari BST yang tengah melawan arus. “Para pengendara motor khususnya yang masuk di Jl. Slamet Riyadi harus betul-betul mematuhi bahwa ada jalur contra flow untuk BST. Sangat berbahaya kalau sedekat itu masuk jalur lawan arus,” imbuhnya.

Masih Gratis

Sementara itu, Direktur PT Bengawan Solo Trans (BST) selaku operator BST, Sri Sadadmojo, mengatakan sejak program buy the service diluncurkan jumlah penumpangnya menembus 7.000-9.000 per hari. Selama masa Pandemi, layanan tetap dijalankan dengan membatasi hanya 50% penumpang. Tarif masih digratiskan, namun dalam waktu dekat pembayaran bakal menggunakan kartu e-money.

Diluncurkan, Layanan BST Solo Gratis Sampai Ada PP dan Kajian Tarif

“Kami terus memperbarui layanan agar masyarakat semakin tertarik memanfaatkan BST. Sekarang sudah enggak ada ngetem, balapan, sopir enggak galak. Jadi tidak perlu khawatir, apabila masyarakat ada yg merasa kekurangan atau mau kritik saran silakan komplain ke perusahaan kami. Kami akan memberikan tindakan sesuai aturan supaya pelayanan kepada masyarakat lebih baik,” kata dia.

Saat ini, koridor 1 BST dilayani oleh 30 bus, koridor 2 ada 16 bus, koridor 3 ada 20 bus, dan koridor 4 ada 24 bus. Pemkot berencana menambah 2 koridor lagi namun bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya