SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SPFM/dev

[SPFM], Siapa yang tak suka gorengan? Hampir sebagian besar dari kita suka dengan camilan yang satu ini. Selain karena harga yang terjangkau, gorengan bisa menjadi pengganjal perut di kala lapar. Namun, gorengan yang satu ini lain dari yang lain. Dari sisi tampilan hingga rasa, gorengan ini setingkat lebih tinggi dibanding gorengan pinggir jalan. Ya, adalah gorengan Kondang Roso yang mengusung ciri khas gorengan Kota Bandung. Ada singkong keju khas Bandung, tahu Sumedang, pisang kipas, tempe, dan bakwan special Kondang Roso, bisa dijumpai di Pajang Tugu Lilin, Jalan MT Haryono Manahan, Jalan Jaya Wijaya Mojosongo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Andi Riswandi adalah Sang Pemilik usaha aneka gorengan “Kondang Roso” ini. Siapa sangka di balik usianya yang masih cukup muda, yakni 28 tahun, bisnis yang dirintis bapak 2 anak ini sudah cukup mapan. Dia mengawali perjalanan hidupnya dengan bekerja sebagai penjual gorengan Tahu Sumedang dan Pisang Kalimantan di Jakarta sekitar tahun 1998. Sekian lama bekerja untuk Bos, Andi mulai jenuh. Ia ingin memiliki usaha sendiri. Alhasil, Andi memutuskan untuk keluar dan membuka usaha sendiri. Di Jakarta, di kota yang serba keras, Andi memulianya dari 1 gerobak yang kian berkembang hingga menjadi 5 gerobak. Dari 1 pangkalan, berkembang menjadi 5 pangkalan.

Sebagai modal usaha, Andi merelakan 1 motor kesayangannya. Mulai dari membeli gerobak, kontrak tempat, hingga membeli bahan bahan. Berbekal niat besar dan kegigihan, usahanya terus berkembang. Lima pangkalan yang kini dimilikinya di Jakarta hanya dirintis dalam kurun waktu 2 tahun. Omset per harinya pun tak bisa dibilang sedikit. Satu juta rupiah per hari bisa dipastikan selalu didapatkan. Dengan akumulasi keuntungan bersih per bulannya mencapai 4 hingga 5 juta untuk 1 pangkalan. Sekarang setelah kelima pangkalannya di Jakarta mapan, Andi mulai melebarkan usahanya di kota lain dan pilihannya jatuh pada Kota Solo. Mencoba peruntungan melalui bisnis gorengan di Solo, Andi pun memboyong istri dan anak-anaknya.

Gorengan Andi memang berbeda. Dengan harga rata-rata Rp 500 per bijinya, Andi mengaku tak ada resep rahasia, meski ada beberapa hal yang tak boleh ditinggalkan. Di antaranya, minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng harus diganti setiap hari. Selain itu, komposisi bumbu yang sudah paten juga bahan-bahan yang berkualitas. Dalam satu hari, hampir 1000 biji untuk masing-masing aneka gorengan tersebut habis terjual.

Meski baru 2 tahun lalu Andi menjajakan gorengannyam di Kota Solo, namun Andi sudah memilki 3 pangkalan dengan masing-masing pangkalan dijaga 2 orang karyawan. Tiga pangkalan tersebut, antara lain di depan Indomaret Pajang Tugu Lilin di depan Indomaret Manahan dan di depan Bank BRI jalan Jaya Wijaya Mojosongo dengan jam buka pukul 08.00 hingga 21.00 WIB. Omset dari 3 pangkalan tersebut per harinya bisa tembus hingga 2 juta rupiah. Dan jika Bulan Puasa, omsetnya bisa meningkat 2 kali lipat.

Persaingan bisnis

Layaknya sebuah usaha, pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka. Tak jarang Andi mendapati sesaji di lokasinya berjualan. Namun, itu tak membuatanya goyah. Dia terus mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Berkat ketekunannya beribadah, cobaan demi cobaan pun bisa dilalui. Sementara itu, menghadapi persaingan dengan usaha gorengan sejenis yang menjamur, Andi hanya pasrah.

Dirinya yakin dan percaya bahwa tiap orang membawa rejekinya masing-masing. Ia juga selalu optimistis usahanya akan terus berkembang dengan tetap menjaga kualitas dan pelayanan yang terbaik untuk pembeli. Segmentasi pembeli gorengan buatan Andi pun dari berbagai kalangan dan untuk berbagai kegiatan. Mulai dari sekadar suguhan, cemilan arisan, pengajian, selamatan, rapat, atau pertemuan, hingga pesta.

Andi dengan bisnis gorengan “Kondang Roso”-nya kini telah menjadi manusia yang lebih mapan dan mamou mencukupi kebutuhan keluarganya. Mulai dari tempat singgah yang layak hingga kebutuhan sekolah anak anaknya. ketika ditanya tentang harapannya, Andi menjawab ia tetap ingin berkutat di bisnis ini. Ia bahkan punya mimpi, minimal 25 pangkalan bisa diwujudkan dalam  waktu 1 tahun ke depan. Sebagai langkah awal, Andi akan membuka 2 pangkalan di daerah Kartosuro dan Sukoharjo. Bukan Andi jika mimpinya hanya terhenti sampai di situ. Selain Jakarta dan Solo, Andi juga ingin  gorengannya menjangkau hingga kota-kota lain. Fiolosofi hidup yang terus dipegangnya adalah “dalam hidup segala harta dan kekayaan yang kita miliki tidak akan dibawa mati.” Selalu ingat dengan Sang Maha pencipta, itu landasan utama bagi Andi. [SPFM/dev]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya