SOLOPOS.COM - Belasan komunitas pencinta lingkungan di Kota Salatiga kembali menggelar Aksi Sosial Untuk (ASU) Lingkungan, Minggu (3/4/2016). Aksi itu berupa mengolah barang bekas. (Imam Yudha S/JIBI/Semarangpos.com)

Komunitas Salatiga khususnya komunitas pencinta lingkungan mengadakan aksi peduli.

Semarangpos.com, SALATIGA – Belasan komunitas pencinta lingkungan di Kota Salatiga kembali menggelar Aksi Sosial Untuk (ASU) Lingkungan, Minggu (3/4/2016). Aksi kali ini dipusatkan di Taman Kota Tingkir, Jl Marditomo, Sidorejo Kidul, Tingkir, Salatiga.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Berbeda dengan aksi sosial sebelumnya yang difokuskan dalam mencabut paku-paku yang tertancap di pohon, aksi kali ini lebih difoksukan pada workshop daur ulang sampah, terutama botol-botol plastik dan juga melukis bersama.

Uniknya dalam aksi kali ini, para relawan itu mengajak peran serta para anak-anak yang saat itu memang tengah bermain di Taman Kota Tingkir itu. Secara spontan, para anak-anak itu diajak berkreasi dalam mengolah botol-botol plastik bekas maupun kertas menjadi mainan maupun tempat pensil.

Selain itu, para anak-anak yang mayoritas masih duduk di bangku sekolah dasar itu juga diajak menuangkan kreasinya dalam menggambar di atas papan. Papan ini nantinya akan dipancangkan di sudut-sudut kota saat perayaan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April mendatang.

“Puncak perayaan Hari Bumi nanti akan kami selenggarakan di Taman Kota Salatiga yang berada di kawasan JLS [Jalan Lingkar Salatiga]. Kreasi-kreasi adik-adik ini nanti akan kami bawa ke sana,” ujar Koordinator ASU Lingkungan, Erik Setyo Darmawan, saat dijumpai Semarangpos.com di sela-sela acara.

Erik mengaku kelompoknya memang sengaja menggandeng anak-anak pada aksi kali ini. Tujuannya tak lain untuk menggenalkan pada anak-anak tentang kepedulian terhadap lingkungan melalui kreasi daur ulang sampah.

“Seni dan budaya adalah hal yang mudah dicerna oleh masyarakat. Oleh karena itu, kami mencoba mengenalkan pada mereka, terutama pada masyarakat usia dini tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan melalui daur ulang sampah. Semoga ke depan, saat mereka dewasa dan menjadi orang-orang penting di masyarakat, mereka akan lebih cinta kepada lingkungan,” tutur Erik.

Berkreasi

Sementara itu, salah satu panitia acara, Hanna, mengaku tidak mudah mengajarkan kepada anak-anak itu berkreasi dari barang-barang bekas. Kebanyakan, anak-anak saat ini lebih cenderung membeli mainan yang baru daripada membuat mainan dari kreasinya sendiri.

“Enggak mudah. Harus butuh ketekunan untuk membimbing mereka. Tapi, mau enggak mau harus kita dorong, supaya mereka lebih kreatif dan cinta pada lingkungan,” tutur Hanna.

Selain mengajak partisipasi, para relawan ASU Lingkungan itu juga mengenalkan alat musik karinding pada anak-anak. Alat musik karinding merupakan alat musik tiup yang berasal dari Jawa Barat dan terbuat dari pelepah kawung atau enau.

Aksi sosial untuk lingkungan ini juga diisi dengan kerja bakti membersihkan Taman Kota Tingkir. Kerja bakti itu meliputi aksi memungut sampah yang berserahkan di sekitar Taman Kota Tingkir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya