SOLOPOS.COM - Salah satu anggota Pipe Tobacco Club Indonesia (PTCI) Chapter Semarang, M. Baikhuni, tengah menunjukkan koleksi pipa tembakau atau cangklong buatannya di Dusun Glodogan RT 7, RW III, Desa Hargosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (29/1/2016).

Pipa tembakau atau cangklong belakangan ini mulai digemari oleh para penikmat tembakau di Indonesia.

Semarangpos.com, BAWEN – Ada banyak cara yang dilakukan orang-orang untuk menikmati tembakau. Mulai dari menikmati daun yang mengandung nikotin ini dari hasil olahan rokok, maupun menggunakan alat penghisap cangklong atau pipa tembakau.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Indonesia, lazimnya orang lebih memilih menikmati tembakau melalui hasil olahan, seperti rokok. Namun, tak jarang pula di antara mereka yang menikmati tembakau dengan menggunakan cangklong.

Penggunaan alat hisap tembakau ini sebenarnya sudah eksis sejak 1800-an dan dipopulerkan oleh oleh dua tokoh fiksi, Sherlock Holmes dan Popeye The Sailorman.

Namun, di Kota Semarang komunitas pengguna cangklong ini baru bermunculan pada 2009 lalu yang tergabung dalam sebuah wadah yang bernama Pipe Tobacco Club Indonesia (PTCI) Chapter Semarang. Selain sebagai ajang sosialisasi, komunitas ini juga menjadi tempat bertukar informasi terkait pipa dan tembakau.

Salah satu anggota komunitas ini, M. Baikhuni, mengaku ada sensasi tersendiri dalam menikmati tembakau melalui pipa. Terlebih lagi, jika pipa yang digunakan tergolong unik dan memiliki nilai seni.

“Bagi saya ada sensasinya dalam menikmati tembakau dengan cangklong. Ini seperti menikmati sebuah karya seni. Mulai dari cara kita meracik, hingga menghisap ada trik-triknya. Jadi mirip seperti sebuah ritual,” ujar Baikhuni saat dijumpai Semarangpos.com di Glodogan RT 7, RW III, Desa Hargosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (29/1/2016).

Baikhuni mengaku untuk menikmati tembakau dari cangklong tak semudah seperti menghisap rokok. Ada beberapa hal yang harus dikerjakan mulai dari meracik tembakau, membakar, hingga cara menghisapnya.

“Memang ribet. Tapi dari ribet itu justru menjadi unik,” imbuh pria yang mengaku telah mengoleksi cangklong hingga 150 buah.

Aneka jenis cangklong.

Aneka jenis cangklong.

Sementara itu salah satu pencetus PTCI Chapter Semarang yang juga pembuat cangklong, Patrik Budi, mengaku tak hanya dari cara menghisap yang harus diperhatikan oleh para pengguna cangklong. Agar kualitas tembakau tetap terjaga, cangkong yang digunakan harus rajin dirawat.

“Membersihkannya cukup mudah. Lubangnya cukup direndam dengan air panas, sementara stem atau gagang yang terbuat dari tanduk kerbau direndam pakai alkohol. Itu supaya kerak-keraknya hilang,” terang Patrik.

Patrik mengaku untuk PTCI Chapter Semarang akhir-akhir ini jarang meggelar pertemuan secara regular. Mereka hanya berkumpul jika ada tamu dari luar kota di café-café maupun Lapangan Simpang Lima.

Jika Anda berminat menjadi pengguna cangklong, untuk mendapatkannya cukup mudah. Anda bisa membelinya di Toko Putu Cuwe, Ambarawa atau memesan secara online melalui akun Facebook Papapuki Pipe. Untuk mendapatkannya, Anda cukup merogoh kocek sekitar Rp200.000-Rp3 juta, tergantung jenis cangklongnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya