SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Pengendara motor besar berisiap melakukan konvoi menuju Candi Prambanan dalam ajang Jogja Bike Rendezvous 2015 seperti saat melintas di Ring road Utara Yogyakarta, Sleman, Sabtu (15/08/2015). Warga berharap para pengendara moge itu tetap taat degan peraturan lalu lintas seperti tetap berhenti saat lampu merah.

Komunitas moge kesulitan mengendalikan ulah oknum biker yang arogan

Harianjogja.com, SLEMAN – Komunitas Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Yogyakarta kesulitan mengendalikan ulah arogan oknum biker dalam konvoi Jogja Biker Rendezvous (JBR) 2015. Biker arogan akan dikucilkan dari komunitas sebagai sanksinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dampak ulah arogan biker dialami Bambang, warga Jogja. Mobilnya rusak karena tersenggol biker arogan dengan motor B 9000 RAK simpang empat Gedongkuning. Bambang lalu melaporkan kasus itu polisi terkait lakalantas. Meski demikian kasus itu selanjutnya diselesaikan secara kekeluargaan. Selain itu masih ada dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum biker di jalanan.

Ketua Panitia JBR 2015 Luthfi mengatakan korban telah mencabut laporan. Terkait pemilik Harley B 6000 RAK merupakan wewenang kepolisian untuk mencari. “Masalah pencarian bukan wewenang kami. Tapi kalau untuk permasalahan sudah kami selesaikan tadi malam [Minggu 16/8] dan laporan sudah sepakat dicabut,” ungkap Luthi melalui pesan singkat kepada wartawan, Senin (17/8/2015).

Ketua HDCI Yogyakarta Gatot Kurniawan tidak bisa menampik adanya ulah biker arogan. Tetapi itu dilakukan oleh oknum. Bahkan kerja panitia selama berbulan-bulan bisa tercoreng ulah oknum tersebut. Karena dari ribuan biker yang datang ke Jogja, hanya 50% merupakan anggota resmi HDCI.

“Saya selaku Ketua HDCI Jogja mohon maaf, kalau masyarakat tercederai oleh salahsatu atau beberapa tamu. Satu sisi kita berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Tapi ada beberapa tamu yang tidak menghormati tuan rumah,” ungkap Gatot dalam jumpa pers di Hotel Sahid Rich, Minggu (16/8/2015) lalu.

HDCI pusat, kata dia, telah memberi pendampingan dan pelatihan terkait praktek berlalulintas tertib. Pihaknya tidak bisa memberikan sanksi terkait ulah oknum biker arogan. Karena lebih diserahkan pada kepolisian.

Selama ini sanksi yang diberikan kepada biker hanya berupa sanksi sosial dengan cara mengucilkan oknum dari komunitas. “Sanksi sosial dia akan dikucilkan. Karena punya Harley tapi tidak punya teman itu menyakitkan,” ujarnya.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY Arya Nugraha mengatakan kelompok HDCI menjadi salahsatu komunitas pegiat pariwisata. Bahkan telah diberi penghargaan sebagai duta wisata. Peran komunitas ini diharapkan searah dengan tujuan kepariwisataan Jogja. Ia mengakui adanya dampak positif bagi sektor wisata di Jogja.

“Kami sudah mengimbau ketika hendak melalui kota Jogja agar memanfaatkan moda transportasi yang ada karena ada banya peserta, jika Harley dinaiki pasti akan menambah macet,” ujarnya.

Kapolda DIY Brigjen Erwin Triwanto saat diminta konfirmasi mengatakan polisi memiliki diskresi atau kebijaksanaan kepolisian terkait pengawalan. Terutama jika dapat berakibat kemacetan parah maka konvoi diperbolehkan melaju terus saat traffic light menyala merah dengan tetap pada pengawalan. “Kami di lapangan juga memiliki hak memutus, untuk mengurai dampak kemacetan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya