SOLOPOS.COM - Anggota Komunitas Mari Nyanyi (IST)

Anggota Komunitas Mari Nyanyi (IST)

Belakangan lagu anak tenggelam oleh pesatnya perkembangan lagu dewasa. Anak-anak ‘dipaksa’ dewasa sebelum waktunya. Itulah yang mendorong puluhan mahasiswa Jogja membentuk Komunitas nyanyi anak. Menurut mereka, anak-anak harus dikembalikan kepada dunianya yang asli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ingat tayangan televisi Tralala Trilili di sebuah stasiun televisi? Atau film-film kartun di sepanjang pagi hari Minggu? Para anggota Komunitas Mari Nyanyi ini adalah pelanggan setia tayangan-tayangan tersebut. Di usia dewasa ini, mereka prihatin, tayangan untuk anak-anak semacam itu sangat minim.

“Dulu media sangat peduli, saya dulu sering baca majalah Bobo, di tivi pun ada jam-jam khusus untuk anak-anak. Sekarang anak-anak justru hafalnya lagu-lagu dewasa,” kata Utie Respati, Community Communication Mari Menyanyi pekan lalu.

Seharusnya, lanjut Utie, anak-anak bisa bermain dan senang dengan dunianya yang penuh keceriaan. Makanya, mereka harus dikembalikan pada habitatnya sebagai seorang anak. “Kita ini sudah krisis lagu anak, sekarang anak-anak enggak dengerin lagu anak, justru lagu-lagu dewasa yang menurutku sangat berbahaya. Apa mereka mengerti kata playboy?” tambah Utie.

Akhir 2011, Utie dan teman-temannya berjumpa Djito Kasilo atau kerap disapa Ayah Djito dalam sebuah acara. Ayah Djito adalah komposer lagu di beberapa Drama Operet TVRI, TPI dan RCTI di tahun 1990-an, juga ilustrator musik dan penulis skenario sinetron. Utie dan teman-teman kemudian sepakat membentuk komunitas yang berperan sebagai penyalur lagu anak ciptaan Ayah Djito.

Pada 21 Desember 2011, Komunitas Mari Nyanyi diresmikan. Hingga kini, Ayah Djito sudah menelurkan 126 lagu anak bertema kehidupan sehari-hari menyangkut kebutuhan anak. Biasanya lagu diciptakan dari permintaan ibu-ibu yang memiliki “masalah” dengan anaknya.

Lagu-lagu itu bertema sayur dan buah, planet-planet, sayang pada sesama, persahabatan, binatang dan sebagainya. Bahkan telah dibuat satu album Jalan-jalan berisi 12 lagu yang dibagi-bagikan secara gratis untuk anak TK. “Dengan lagu anak ini, mereka enggak cuma dengar tapi sambil belajar menghafalkan nama planet, nama sayur dan buah,” ujar Citra Ivana, ketua komunitas.

Saat komunitas ini bertandang ke beberapa TK di Jogja atau menggelar road show, responnya luar biasa. Mereka, kata Citra, sangat kreatif dan imajinatif. Mereka cepat menghafal lagu. Tapi pernah juga Citra menemui satu anak yang tak mau joged seperti teman-temannya. “Dia enggak mau gerak, enggak mau eksis, katanya malu. Tapi ketika road show, ia mau. Senang sekali rasanya mengembalikan mood-nya,” kisah Citra. 

Pesan Moral

Selain mengajak anak “kembali” pada dunianya yang asli, komunitas ini juga menyebarkan pesan moral lewat lagu. Misalnya, lagu Terima Kasih Ibu Sapi. Lagu yang mengajarkan sayang pada Tuhan dan sesama makhluk hidup.

Komunitas ini juga melakukan road show, talk show, mengajari anak-anak TK bernyanyi, dan pentas seni. Rencananya, Juli 2012 mendatang akan digelar pentas musikal di Gembira Loka.

Tak hanya itu komunitas yang beranggota 11 orang ini juga aktif dalam gerakan berbagi CD. Mereka meng-upload lagu-lagu ke internet. Siapapun bisa mengunduh gratis di www.marinyanyi.com.

“Semua lagu dinyanyikan oleh Bubu, Sisi dan Koko, mereka maskot kami berbentuk bulat, segitiga dan kotak. Soal suara, kami memang tidak ingin mengorbitkan siapa siapa itu yang pasti penyanyinya adalah Busiko [singkatan Bubu, Sisi dan Koko],” kata Natalia, tim kreatif Mari Menyanyi.

Lepas dari suara penyanyi aslinya, yang pasti lagu-lagu yang diciptakan Ayah Djito sangat inspiratif, ceria dengan musik gembira. Yeah, mari nyanyi anak-anak. 

DATA

Ketua                                           : Citra Ivana

Community Communication         : Utie Respati

Tim Kreatif                                   : Natalia, Venny dan Julius

Administrator                                : Pungkas Riandika

Program Director                          : Andine dan Petra

Anggota                                       : 11 orang

Sekretariat                                    : Jalan Cerme Nomer 326A, Catur Tunggal, Sleman.

Diresmikan                                  : 21 Desember 2011

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya