SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pemerhati Tosan Aji Yogyakarta atau Mertikarta adalah komunitas pecinta benda pusaka keris yang bertekad menjadi pelestari. Bagi mereka, keris tak sekadar hiasan. Keris adalah benda pusaka bagian penting dari kebudayaan.

Komunitas Mertikarta didirikan 2005 lalu oleh para pecinta keris di Jogja. Mereka sepakat untuk membuat wadah bagi penggemar, pemerhati dan pecinta keris dan belum bernama. Nama Mertikarta baru diresmikan setelah hampir lima tahun kemudian yaitu pada 3 Oktober 2010.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Ketua Mertikarta, Fajar Waskito, 55, kepada Harian Jogja, Rabu (29/9) menuturkan saat ini jumlah anggota Mertikarta mencapai 150 orang. Mereka giat mengadakan pertemuan untuk menjaga kelestarian keberadaan keris di Tanah Air.

“Pertemuan itu bisa sekadar kumpul, ngobrol, juga syawalan bersama dan terbesar adalah menggelar pameran dan lomba keris,” terang Fajar.

Anggota Mertikarta terdiri dari berbagai kalangan mulai mahasiswa, pedagang, pegawai, dokter, pegawai negeri sipil, pengusaha, kolektor, hingga pengrajin keris. Mereka satu suara untuk bersatu padu mempertahankan keberadaan keris yang kini telah dirasakan sudah mulai memudar keberadaannya.

Soal memudarnya eksistensi keris di tengah masyarakat, Fajar menilai hal itu sangat lumrah karena masyarakat sekarang sudah sangat modern. Justru itulah yang makin membulatkan tekad para anggota Mertikarta untuk terus eksis. “Kami bersama akan menjaga keberadaan keris,” terang Fajar.

Bagi Fajar, keris adalah benda bersejarah yang harus dilindungi. Apalagi dirinya melihat di tengah pola pikir masyarakat saat ini banyak yang beranggapan jika keris adalah benda musrik, yang kerap ditampilkan dalam tayangan televisi.

Bahkan tidak jarang, keberadaan keris sering dilibatkan dengan hal-hal yang negatif. Tentu pemikiran inilah yang melandasi pergerakan Komunitas Merikarta untuk menyosialisasikan keris kepada masyarakat sebagai benda seni, yang harus dijaga kerena memiliki nilai sejarah, bukan karena unsur gaib.

Berawal dari kumpul
Fajar menuturkan awalnya komunitas ini juga kesulitan menyatukan pendapat dan menjaga eksistensi. Pada saat itu hanya terdapat 20 orang, termasuk Fajar, yang aktif.  Pertamuan diawali ketika mereka menyadari memiliki hobi yang sama yaitu menyukai koleksi benda-benda tua. “Kami kemudian bertemu di salah salah satu workshop yang dimiliki salah satu anggota di daerah Prawirotaman,” terangnya.

Hingga akhirnya, mereka menuju pada satu titik ketertarikan mereka dengan keris. Benda yang juga sebagai senjata tradisional ini sangat dirasakan mereka memiliki keunikan tersendiri dan menjadi bahan pembicaraan yang tidak ada habisnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, komunikasi yang terjalin baik ini mulai merambah ke berbagai kalangan, hingga ke pengrajin keris.

Saling bertukar informasi dan mencoba melengkapi koleksi keris, makin lama komunitas ini makin berkembang dan mulai berpindah ke Kampung Nyutran, Tamansiswa sebagai tempat perkumpulan mereka.

Di tempat inilah mereka sering mengadakan pertemuan dengan agenda sebulan sekali guna menjalin silahturahmi diantara pecinta keris. Sesekali, mereka membawa keris untuk ditilik mengenai keberadaan keris hingga bertukar keris untuk melengkapi koleksi keris setiap anggota. “Kami sering bertukar informasi mengenai keris, bahkan kami tukar menukar keris yang sesuai dengan maharnya,” terang Fajar.

Kegiatan tukar menukar keris ini juga lama-lama berkembang menjadi bisnis kecil-kecilan. “Lama-lama jadi bisnis, baik pengadaan keris lama maupun baru,” tutur Fajar.

Sebagian anggota yang berprofesi sebagai pengrajin sarung keris pun diuntungkan dengan banyaknya pemesanan di setiap anggota yang membutuhkan. Sehingga melalui jalinan komunikasi dalam komunitas Mertikarta ini membuat setiap anggota diuntungkan, baik dari segi informasi, pergaulan, hingga bisnis yang dapat menghasilkan uang.(Wartawan Harian Jogja/Garth Antaqona)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya