SOLOPOS.COM - Anggota Solo BMX Flatland Ardi Junianto akrab disapa Arjun (kanan) berlatih bersama sang ketua, Giradt Setyawan, di kompleks Stadion Manahan Solo. (Arif Fajar S/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sekelompok anak muda asyik menongkrong di kompleks Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, suatu sore beberapa hari lalu. Duduk di sepeda BMX, tetesan keringat terlihat membasahi tubuh dan kaos. Mereka sedang melepas lelah setelah melakukan beberapa trik dengan sepedanya. Trik yang dilakukan para remaja tersebut setiap Sabtu sore memang selalu menarik pengunjung Stadion Manahan.

Tidak main-main trik yang mereka lakukan di atas sepeda BMX memang butuh keahlian khusus. Seperti memutar sepeda di atas satu roda yakni roda belakang, atau melajukan sepeda dengan menggerakkan roda depan dengan kaki, sementara roda belakang terangkat. Belum lagi trik mengendarai sepeda yang butuh konsentrasi dan keahlian ekstra. Karena jika salah melakukan manuver, risikonya tangan terkilir atau luka di kaki dan tangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun bagi anggota Solo BMX Flatland, risiko cedera sudah menjadi bagian dalam setiap aksi keren yang mereka tunjukan dalam mengendarai sepeda BMX. “Kuncinya tidak sekadar nyali untuk melakukan trik, namun harus sabar dalam menguasai trik sehingga bisa mengurangi kemungkinan cedera,” tutur Ketua Solo BMX Flatland, Giradt Setyawan saat dijumpai Solopos.com belum lama ini di kompleks Stadion Manahan Solo.

Sebagai olahraga rekreasi yang berbeda dengan BMX Street, BMX Cross, maka BMX Flatland ingin terus mengembangkan diri agar lebih dikenal masyarakat, terutama masyarakat Kota Solo. “Mungkin karena ada kekhawatiran jika bermain BMX Flatland akan cedera, karena ada ratusan trik di olahraga rekreasi tersebut. Semuanya butuh keahlian rider [pengendara] BMX saat melakukan aksi,” papar Giradt.

Hal itu juga dibenarkan anggota Solo BMX Flatland, Ardi Junianto yang akrab disapa Arjun. Menurut mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini, seorang rider memang harus sabar dalam berlatih untuk menguasi trik.

“Memang susah kalau belum bisa menguasai trik yang baru, namun dengan kesabaran dan tetap melatih keseimbangan badan, trik bisa dikuasai,” papar Arjun yang diamini Ridho anggota Solo BMX Flatland lainnya.

Menurut Giradt kendati aksi rider BMX Flatland selalu menarik perhatian saat tampil dalam suatu acara, namun di Indonesia khususnya di Solo memang belum banyak penggemarnya, alias masih kalah dengan penggemar sepeda gunung/MTB (mountain bike).

Upaya mengenalkan olahraga rekreasi tersebut ke masyarakat terus dilakukan. “Di Solo memang belum banyak penggemarnya, maka dengan sering tampil di sebuah kegiatan, atau beraksi di arena car free day kami berharap olahraga rekreasi BMX Flatland ini bisa lebih dikenal masyarakat,” pungkas Giradt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya