SOLOPOS.COM - Komunitas Berbagi Nasi Solo (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Komunitas Berbagi Nasi Solo, itulah namanya. Menyebut kata virus, yang tergambar adalah sesuatu yang bisa menimbulkan penyakit bagi manusia. Jika ada di perangkat komputer, kata virus berarti ancaman kerusakan sejumlah program di dalamnya.

Komunitas Berbagi Nasi Solo

Komunitas Berbagi Nasi Solo (Istimewa)

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Sehingga ketika kata virus disebut oleh seorang dokter, upaya pengobatan pun akan segera dilakukan agar yang terkena virus dapat sehat kembali. Demikian juga ketika virus didapati di perangkat komputer, maka proses scan menjadi andalan untuk menghilangkannya.

Virus sepertinya jadi musuh bagi manusia dan perangkat komputer. Tapi bagi sekolompok orang yang terdiri dari mahasiswa, guru, ibu rumah tangga dan karyawan, justru virus menjadi andalan mereka.

Bagi mereka yang tergabung dalam Komunitas Berbagi Nasi Solo, menebar virus menjadi keinginan agar apa yang mereka lakukan bisa menular kepada yang lain. Tentu bukan virus yang menjadi musuh manusia dan komputer karena bisa menimbulkan masalah.

“Virus yang kami tebarkan kepada siapa saja yang mau ditulari adalah virus kebaikan dengan sesama. Virus berbagi yang akan memunculkan sikap peduli dan nilai positif lainnya,” tutur koordinator Komunitas Berbagi Nasi Solo, Ronny Dewanyara kepada Solopos.com, Sabtu (27/7/2013) malam.

Karena menerbarkan virus positip, maka efek yang ditimbulkan lanjut Ronny yang ditemui Solopos.com, di rumah pasangan suami istri yang juga anggota Komunitas Berbagi Nasi Solo, Mujahidin dan Tri Wulandari, siapa saja yang ikut akan bangkit sisi positifnya untuk berbagi.

“Tidak hanya itu, kami yang ikut menjadi lebih bersyukur dengan kondisi saat ini jika dibandingkan dengan sejumlah orang yang kondisi kehidupannya masih diliputi keterbatasan,” terang Salma, anggota komunitas lainnya kepada Espos, Sabtu malam.

Berbagi Lainnya

Sesuai namanya, maka Komunitas Berbagi Nasi dalam menebar virus positifnya adalah dengan membagikan nasi bungkus kepada mereka yang membutuhkan, setiap Kamis malam. Tidak hanya anak yatim piatu, kamu duafa, tukang becak, pemulung dan warga yang membutuhkan di Kota Solo saja yang menjadi sasaran, namun mereka yang berada di sekitar Kota Solo pun didatangi.

“Jadi kegiatan kami tidak hanya di Kota Solo saja namun virus berbagi yang kami tebarkan juga untuk warga yang tidak mampu di Soloraya,” papar Ronny.

Tidak hanya berbagi nasi, karena dalam perjalanannya komunitas tersebut juga berbagi kebaikan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari ide positif anggotanya yang memiliki keahlian tertentu.

“Tidak hanya berbagi nasi namun kami juga berbagi ilmu bagi anak-anak yang disebut Sekolah Pos yang dilaksanakan setiap Rabu dan Jumat malam di pos kamling setempat,” terang Tri Wulandari yang seorang pendidik ini kepada Espos, Sabtu malam.

Selain berbagi ilmu, ada berbagi lainnya yang dilakukan anggota komunitas tersebut, yakni berbagi buku, berbagi ceria dan juga berbagi keahlian memijat bayi yang semuanya diberikan karena niat berbagi kepada sesama tanpa memandang suku dan agama serta latar belakang kehidupannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya