SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kupang–Komunitas Al Muhajirun di Desa Wawala, Kecamatan Ille Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak didata petugas sensus penduduk 2010.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, Poltak Siahaan di Kupang, Selasa (1/6). “Mereka menolak didata, karena tidak mengakui kepemimpinan pemerintah desa setempat,” katanya. Komunitas itu terdiri dari tujuh kepala keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 27 orang. Mereka dipimpin seorang Amir bernama Yusuf.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Poltak, petugas sensus sudah empat kali mendatangi komunitas tersebut, namun selalu ditolak oleh Amir Yusuf. Karena itu, Badan Pusat Statistik NTT berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Resor Lembata untuk mengawal pelaksanaan sensus di komunitas itu. “Setelah hari kelima baru kita dapat melakukan pendataan, setelah berkoordinasi dengan aparat kepeolisian,” kata dia.

Dia mengatakan, komunitas ini menolak didata, karena mereka ingin diakui oleh pemerintah sebagai komunitas dan dipisahkan dari desa tersebut. Pelaksanaan sensus penduduk di NTT sendiri, kata dia, telah selesai dilaksanakan di 21 kabupaten/kota dan telah dilaporkan ke Badan Pusat Statistik NTT. Namun Badan Pusat Statistik masih mengecek ulang laporan itu, sehingga belum bisa diumumkan berapa besar jumlah penduduk NTT.

“Pengumuman sensus penduduk akan kita sampaikan pada tanggal 17 Agustus 2010 ini,” kata dia. Pelaksanaan sensus ini telah dilakukan hingga pulau-pulau terluar di NTT, seperti Pulau Ndana di Rote Ndao, Ndana di Sabu Raijua, Mangudu di Sumba Timur dan Batek di Kabupaten Kupang.

tempointeraktif/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya