SOLOPOS.COM - Ilustrasi capres alternatif (Kabar24.com)

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia dinilai memerlukan wajah-wajah segar untuk menjadi kandidat calon presiden alternatif dari wajah-wajah yang selama ini telah santer diberitakan media massa. Keterbatasan kandidat yang digadang-gadang untuk menjadi bakal calon pemimpin nasional itu membuat sejumlah masyarakat sipil bergerak untuk mendorong munculnya sejumlah figur baru.

Sejumlah tokoh nasional menilai harus ada usaha mencari pemimpin nasional dari sumber-sumber lain selain dari partai politik dan militer seperti yang selama ini lazim terjadi. “Antara lain penggerak sosial, pemimpin bisnis, profesional, birokrat, serta intelektual atau akademisi,” ujar Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat di Jakarta, Rabu (17/2/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk itu, Komaruddin bersama Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Sholahuddin Wahid, Founder Centre for Strategic International Studies (CSIS) Jusuf Wanandi, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk, dan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menggagas komunike bersama untuk mencari calon pemimpin alternatif untuk Indonesia. Komunike itu diberi nama Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI).

Melalui komunike itu mengundang sejumlah tokoh yang dinilai bersih, memiliki integritas, menginspirasi, dan mempunyai rekam jejak mengesankan namun tidak muncul dalam bursa bakal calon presiden untuk maju dalam ajang seleksi kepemimpinan nasional. Tokoh-tokoh yang diundang tersebut dikenal memiliki integritas di bidangnya namun tidak atau belum tampak tertarik untuk masuk dalam ingar bingar seleksi kepemimpinan nasional.

Dari kalangan pebisnis dan profesional muncul nama-nama Founder Grup Mayapada Tahir, CEO Trans Corp Chairul Tanjung, CEO Garuda Food Sudhamex, Direksi World Bank Sri Mulyani, CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar, CEO PT. KAI Ignatius Jonan, ex-CEO IBM Asia Pasifik Beti Alisyahbana, dan CEO Kompas Gramedia Group Agung Prasetyo.

Dari sisi birokrat ada nama Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Bojonegoro Suyoto, dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga masuk dalam daftar pihak yang ditantang oleh KBPI untuk terjun dalam seleksi kepemimpinan nasional pada tahun ini.

“Kami ingin mengajak, mengimbau, menantang orang-orang yang terbukti punya dedikasi dan prestasi ini agar bersedia maju dalam ajang seleksi kepemimpinan nasional, agar masyarakat dan partai politik dapat memandang tokoh-tokoh itu. Kalau mereka bersedia, akan kami kasih panggung,” katanya.

Dia berharapan munculnya nama-nama tersebut, yang berada di luar bursa calon pemimpin nasional pada tahun ini, dapat mendorong terciptanya kultur politik yang dinamis dan produktif. “Agar ada alternatif calon pemimpin nasional,” katanya.

Jusuf menyayangkan terbatasnya calon kandidat yang akan maju dalam ajang pemilihan presiden, baik calon yang sudah ditetapkan oleh parpol maupun calon yang sudah santer di media massa. Pasalnya, lanjutnya, masih banyak bibit calon pemimpin yang berintegritas yang tersebar di berbagai sektor di pelosok Negeri namun kurang mendapatkan sorotan.

“Sudah terbukti dengan tindakan mereka selama ini. Mereka tersebar di mana-mana. Kalau bibit-bibit yang dicari parpol hanya anggota-anggotanya, saya kira kurang pemanfaatannya untuk masa depan,” katanya.

“Ini baru dukungan awal. Nanti bergulir terus,” tambah Hamdi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya