SOLOPOS.COM - Enam laskar FPI yang dikabarkan diculik oleh orang tak dikenal, Senin 7/12/2020) dini hari. (Youtube.com)

Solopos.com, JAKARTA — Komisioner Komisi Kepolisian Nasional merasa tidak pas jika Kompolnas membentuk tim pencari fakta bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia terkait penembakan enam laskar Front Pembela Islam. Kompolnas menyadari sepenuhnya bahwa TPF penembakan FPI itu adalah wewenang Komnas HAM.

Keterlibatan Kompolnas dikhawatirkan mengganggu independensi TPF penembakan FPI. Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengatakan akan lebih baik Komnas HAM membentuk TPF karena kewenangan yang dimilikinya berdasarkan undang-undang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

6 Zodiak Ini Mungkin Partner Terbaikmu saat Berlibur

Ekspedisi Mudik 2024

“Kompolnas mengapresiasi. Hanya saja jika, Kompolnas membentuk tim bersama Komnas HAM, justru tidak pas, karena Kompolnas bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Jadi nanti justru kesannya tidak independen bagi Komnas HAM,” ujar Wahyu saat dihubungi Tempo, Minggu (13/12/2020).

Sebelumnya, Ketua Bantuan Hukum FPI Sugito Atmo Prawiro menegaskan Kepolisian Negara Republik Indonesia harus memikul tanggung jawab hukum atas peristiwa penembakan hingga menewaskan enam orang anggota Laskar FPI, Senin (7/12/2020).

Alibi Palsu

Sugito pun menuding banyak alibi palsu yang dilontarkan polisi terkait kejadian tersebut. Karena itu, ia meminta agar Tim Pencari Fakta (TPF) dibentuk untuk mengungkap kebenaran kejadian tersebut.

Waspada, 4 Zodiak Ini Sering Hilang Fokus saat Kerja!

“Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) harus membentuk TPF ini dari berbagai unsur anggota yang kredibel dan bebas dari anasir politik,” kata Sugito dalam keterangan tertulis, Senin, 7 Desember 2020.

Sugito menyebut peristiwa itu merupakan kejahatan melawan kemanusiaan yang dilakukan oleh aparat negara terhadap warga negara. Karena itu, menurut Sugito, pembentukan TPF penembakan FPI menjadi urgen, guna menemukan fakta sejelas-jelasnya ihwal siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya