SOLOPOS.COM - Sukarelawan bencana alam dan masyarakat membersihkan tumpukan sampah di sekitar jembatan di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Minggu (21/11/2021). (Istimewa/Thohir)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sukarelawan bencana alam dan masyarakat berjibaku membersihkan sampah di sejumlah sungai di Sukoharjo selama Sabtu-Minggu (20-21/11/2021). Hal ini bagian dari upaya pengurangan risiko bencana banjir saat musim penghujan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu, para sukarelawan dan masyarakat terlibat dalam aksi bersih-bersih Kali Samin di Jembatan Peren, Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, serta Desa Gentan, Kecamatan Bendosari. Mereka membawa berbagai peralatan seperti cangkul dan linggis untuk membersihkan tumpukan sampah di tiang penyangga jembatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Hiii…Kobra Ngumpet di Motor, Ketahuan Saat Isi Bensin di Sukoharjo

Kegiatan serupa juga dilakukan sukarelawan dan masyarakat di wilayah Desa Blimbing, Kecamatan Gatak dan Desa Tawang, Kecamatan Weru. “Kegiatan bersih-bersih sungai dilaksanakan selama dua hari. Kami ingin membangun kesadaran masyarakat dalam pencegahan banjir saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto, Minggu.

Sukarelawan dan masyarakat bahu membahu membersihkan dan mengangkat sampah yang mengendap di tiang penyangga jembatan. Tak hanya sampah rumah tangga, ada pula potongan kayu dan bambu yang tersangkut di sekitar tiang penyangga jembatan. Hal ini menghambat aliran air sungai yang bisa memicu terjadinya banjir saat intensitas hujan tinggi.

Aliran air sungai langsung meluap dan merendam rumah penduduk dan lahan pertanian. “Beragam upaya pengurangan risiko bencana banjir dilakukan selama musim penghujan. Ancaman bencana hidrometerologi berpotensi terjadi hingga April 2022,” ujar dia.

Baca Juga: Banyak Sampah Nyangkut di Tiang Penyangga Jembatan, BPBD Sukoharjo Lakukan Ini

Selama ini, masih ada masyarakat yang membuang sampah rumah tangga sembarangan ke sungai. Sampah tersebut menumpuk di satu lokasi yang bisa memicu terjadinya banjir. Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang menjaga ekosistem sungai dan bahaya banjir akibat membuang sampah sembarangan.

BPBD Sukoharjo telah membentuk desa tangguh bencana di 10 desa rawan banjir di wilayah Kecamatan Mojolaban, Polokarto, Grogol dan Baki. Lokasi desa itu berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo dan Kali Samin yang kerap meluap saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi.

“Masyarakat yang berdomisili di daerah rawan banjir telah berulangkali mengikuti simulasi penanganan bencana banjir. Mereka harus bisa mengevakuasi secara mandiri saat luapan air sungai mulai meluap. Minimal membantu mengevakuasi warga lanjut usia (lansia) dan anak-anak,” papar dia.

Baca Juga: Tertabrak Barongan Bambu, Jembatan Peren Sungai Samin Sukoharjo Rusak

Seorang warga Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Joko, mengatakan banjir luapan Kali Samin kerap melanda sebagian daerah di Desa Pandeyan. Terutama rumah penduduk yang berdekatan dengan sungai.

Biasanya, mereka harus mengungsi sementara ke rumah tetangga atau kerabat keluarga. Joko berharap masyarakat berkontribusi dalam pencegahan bencana banjir dengan tidak membuang sampah secara sembarangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya