SOLOPOS.COM - Petani cabai merah di Dusun II, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan menyiram tanaman cabai di lahan, Senin (12/6/2017). (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Komoditas pangan, kebijakan pemerintah dinilai merugikan petani

Harianjogja.com, BANTUL — Program penanaman cabai di kebun masyarakat ternyata berdampak negatif pada petani. Akibat penanaman 18.000 pohon cabai dengan medium polybag oleh tiap Kelompok Wanita Tani (KWT) tersebut, petani cabai mengalami dampak anjloknya harga jual tanaman mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kirdiman, salah satu petani cabai di Desa Srigading, Kecamatan Sanden mengakui, cabai besar hasil panen di lahan seluasnya 2.400 meter persegi kini hanya mampu terjual dengan harga sekitar Rp6.000 per kilogram. Padahal harga sebelumnya bisa mencapai Rp35.000 per kilogram.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara untuk harga cabai rawit diakuinya berkisar Rp12.000 per kilogram, turun drastis dari harga sebelumnya yang mencapai Rp65 kilogram.

“Akhirnya, saya jual ke warung-warung sekitar sini saja,” katanya, saat ditemui di lahan miliknya, Jumat (16/6/2017).

Bulan Juni ini, diakuinya, merupakan masa akhir panen sejak Mei 2017 lalu. Dengan anjloknya harga cabai ini, ia mengaku akan segera mengganti tanaman cabainya dengan sayuran lain usai masa panen.

“Setelah lebaran saya mau tanam bawang merah saja,” tambah petani berumur 50 tahun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya