SOLOPOS.COM - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo melakukan sidak harga kebutuhan pokok di Pasar legi, Solo, Selasa (30/5/2017). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Komoditas pangan, harga kebutuhan pokok di Solo pada pekan pertama Ramadan masih stabil.

Solopos.com, SOLO — Harga sejumlah komoditas pangan cenderung stabil bahkan ada yang turun pada pekan pertama Ramadan 2017.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras menjadi komoditas yang paling diwaspadai karena selama tiga tahun terakhir selalu mengalami kenaikan saat Ramadan dan Lebaran. Wakil Wali Kota Solo, Achmad Poernomo, menyampaikan hasil sidak yang dilakukan di pasar induk, Pasar Legi, awal pekan ini, tidak ada kenaikan harga yang signifikan.

Hanya minyak goreng super yang harganya naik Rp500/kg menjadi 25.500/kg. Pengarah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo ini mengatakan bawang putih dan berbagai jenis cabai harganya malah turun. Hal ini karena daerah produsen sedang panen dan distribusi lancar.

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, menyampaikan sidak awal pekan ini merupakan awal dan akan kembali dilakukan pada pertengahan dan akhir Ramadan. Hal ini untuk melihat kondisi pasokan dan harga komoditas pangan strategis di pasar sehingga diharapkan inflasi dapat terjaga.

“Selama tiga tahun terakhir, inflasi di Bulan Puasa meningkat dan akan semakin tinggi saat Lebaran. Rata-rata inflasi bulanan pada 2014-2016 adalah 0,34%. Namun saat Ramadan bisa naik menjadi 0,45% dan Lebaran menjadi 0,68%. Kelompok volatile food selalu menjadi penyumbang paling tinggi karena biasanya mengalami kenaikan sebulan menjelang hingga sebulan setelah Bulan Puasa,” ungkap Bandoe kepada wartawan di Ruang Rapat lantai III Gedung Bank Indonesia (BI) Solo, Selasa (30/5/2017).

Inflasi paling tinggi tahun lalu terjadi saat Lebaran, yakni 0,62%. Tahun ini diharapkan minimal sama atau bisa lebih rendah karena pada Januari, Solo mengalami inflasi 1,16% akibat administered price atau harga yang ditentukan pemerintah.

“Inflasi harus tetap terjaga supaya pertumbuhan ekonomi bisa dirasakan masyarakat karena percuma jika pertumbuhan ekonomi tinggi tapi inflasi juga tinggi, masyarakat tidak bisa menikmati hasil pertumbuhan ekonomi tersebut,” jelasnya.

Kepala Perwakilan BI Solo ini mengungkapkan selama tiga tahun terakhir, tiga komoditas yang selalu menyumbang inflasi saat Ramadan dan Lebaran adalah bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Harga bawang merah saat ini mulai mengalami kenaikan 3,78%.

Dari tiga pasar yang disidak, yakni Pasar Legi, Pasar Gede, dan Pasar Jongke, harga bawang di dua pasar, yakni Pasar Legi dan Pasar Jongke naik. Harga bawang merah di Pasar Gede cenderung stabil karena harganya sudah tinggi, yakni Rp25.000/kg sedangkan di dua pasar yang lain Rp19.250/kg dan Rp24.333/kg.

Harga bawang merah mengalami kenaikan karena panen di daerah produsen, seperti Brebes, tidak maksimal. Harga daging ayam ras juga naik 2,25%. Hanya telur ayam ras saat ini turun sekitar 3,65%.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari distributor, pasokan telur cukup banyak dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen. “Berdasarkan hasil sidak, di pasar juga ditemukan satu jenis komoditas pangan dari beberapa varian dengan harga yang lebih murah sehingga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat. Kami berharap masyarakat bisa bijak berbelanja dengan membeli barang sesuai kebutuhan dan daya beli,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan di Wonogiri harga cabai, daging ayam ras, dan bawang putih ada kenaikan tapi pasokan telur ayam ras dan beras banyak. Di Boyolali, bawang merah, bawang putih, dan cabai akan panen sehingga diharapkan bisa membantu memenuhi pasokan di Soloraya.

Sekretaris TPID Solo, Taufik Amrozy, mengatakan harga daging sapi cenderung stabil pada harga Rp90.000/kg-Rp120.000/kg. Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Legi, Eni Setyowati, mengatakan permintaan hingga saat ini cenderung turun karena konsumsi daging juga berkurang di awal Ramadan ini.

Sementara itu, sebagai salah satu alternatif daging bagi masyarakat, Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre III Surakarta juga menyediakan daging kerbau. Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Titov Agus Sabelia Surya Pranata, mengatakan saat ini telah dikirimi 150 kg daging kerbau beku dari Semarang.

Selama beberapa hari terakhir, daging kerbau sudah ditawarkan kepada masyarakat melalui pasar murah yang digelar di depan kantor Bulog. Namun, animo masyarakat tidak tinggi karena belum familier dengan daging kerbau.

“Kalau di Solo untuk menjual daging kerbau agak sulit karena masyarakat belum familier. Berbeda dengan daerah di sekitar Pantura, di sana permintaan daging kerbau tinggi,” ujar Titov saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya