SOLOPOS.COM - Para petugas dari mitra Bulog menjual beras berkualitas medium dengan harga Rp8.800/kg dalam operasi pasar beras di pelataran Pasar Kawedanan Gondang, Sragen, Jumat (5/1/2018). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Operasi pasar (OP) beras diadakan di Sragen, salah satunya di Pasar Kawedanan, Gondang.

Solopos.com, SRAGEN — Dua unit truk bermuatan beras kualitas medium berhenti di pelataran Pasar Kawedanan Gondang, Sragen, Jumat (5/1/2018) siang. Masing-masing truk itu bermuatan 200 sak beras.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setiap sak berkapasitas 25 kg beras. Dua truk itu memuat 10.000 kg beras medium. Bak belakang truk dibuka. Dari bak itu petugas mitra Badan Urusan Logistik (Bulog) melayani penjualan beras murah.

Di antara dua bak yang terbuka dipasang spanduk berbahan MMT bertuliskan “Tersedia Beras Medium Harga Rp8.800/kg”. Setiap sak beras itu dijual dengan harga Rp220.000. Tak banyak pembeli yang datang untuk membeli beras Bulog itu. Tak ada antrean. Hanya 2-3 orang datang membeli 1-3 sak lalu pulang.

Setelah beberapa menit datang lagi 1-2 orang membeli 1-2 sak beras lalu pergi. Siapa pun bisa beli beras itu karena tak ada ketentuan khusus, seperti bawa kupon atau catatan khusus. Yang penting bawa uang, bayar, beras langsung dibawa pulang. (Baca:

Abdurrahman, 35, warga Gondang Kalang RT 002/RW 001, Gondang, Sragen, berdiri menempel di bak truk. Ia melihat-lihat kualitas beras medium itu dan bertanya-tanya dengan petugas pelayanan penjualan beras dalam operasi pasar (OP) beras.

“Saya kebetulan mau beli plastik dan baru tahu kalau ada OP beras. Saya mampir lihat-lihat dan tanya harga. Ternyata murah. Di pasar harganya masih Rp11.000/kg ternyata di sini dijual Rp8.800/kg. Ya, nanti rencana mau beli dua sak untuk makan sendiri,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat siang.

Perbincangan Abdurrhman dengan petugas mitra Bulog dan Solopos.com terhenti saat ada seorang ibu-ibu datang naik sepeda motor Honda Vario warna hitam. “Mbak, minta dua sak ya!” teriak perempuan yang diketahui bernama Muji, 58, warga Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.

“Ditaruh di depan [tempat bagian depan motor] semua saja ya, Mas,” ujar Muji seraya menyodorkan uang kepada Lilis, 32, petugas mitra Bulog asal Kujon, Toyogo, Sambungmacan, Sragen.

Seorang laki-laki mengusung dua sak secara bergantian dan meletakkan di bagian motor di bawah setang sesuai permintaan Muji. Muji mengaku tahu ada OP karena dihubungi Lilis. Ia sudah langganan lama mitra Bulog Cahaya Intan Sragen.

Setelah Muji pergi, seorang nenek-nenek datang sambil mengapit tas hitam di ketiaknya. Ngadiyem, 80, warga Dukuh/Desa Pakah RT 007, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, datang untuk membeli beras.

“Nyuwun setunggal sak mawon, pinten? [minta satu sak saja, berapa?]” kata Ngadiyem sambil membuka tasnya.

Uang Rp50.000-an dan Rp10.000-an dikeluarkan setelah genap Rp220.000 diserahkan kepada Lilis. “Nyuwun tulung dianter dugi peken njih! [minta tolong dianter sampai pasar, ya!]” pinta Ngadiyem.

Laki-laki berkaus kuning memanggul satu sak beras. Ia mengikuti langkah Ngadiyem ke losnya di Pasar Gondang yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi OP. Ngadiyem berjalan tanpa alas kaki memilihkan jalan ke losnya yang berkelok-kelok.

Setelah 10 menit, akhirnya sampai di losnya. Di los itu ternyata sudah ada empat sak beras OP dan beberapa sak berukuran besar yang menjadi stok bakul beras.

“Yang dua ini milik Bu Muji tadi. Kalau yang dua lainnya yang beli tadi. Ya, beras-beras ini nanti dijual lagi. Sedikit-sedikit, Pak. Yang penting bisa untung,” ujar Ngadiyem dengan logat jawanya.

Tiba-tiba Muji pun datang. Beras-beras ini merupakan beras stok lama yang dijual Bulog. Harganya berbeda dengan beras yang keluar dari selepan. Kalau beras baru dari selepan masih mahal berkisar Rp11.000/kg.

“Beras stok lama ini dengan kulakan Rp8.800/kg nanti dijual dengan harga Rp9.200/kg. Ambil untungnya tidak banyak,” ujar Muji sambil memencet tombol di kalkulatornya.

OP beras digelar Bulog Subdivre di empat daerah, yakni Sragen, Solo, Boyolali, dan Klaten. Tujuannya untuk mengendalikan harga beras di pasaran yang saat ini sudah di atas harga eceran tertinggi (HET). OP beras akan digelar hingga 31 Januari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya