SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas pedagang di pasar tradisional. (Harian Jogja-Endro Guntoro)

Komoditas pangan untuk sejumlah bahan belum mengalami kenaikan harga.

Harianjogja.com, JOGJA — Berdasarkan hasil pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY dari tanggal 12-15 Juni 2017, secara umum kondisi harga beberapa komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi di DIY masih stabil. Hal ini disebabkan terjaganya pasokan dan kelancaran distribusi.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Baca Juga : KOMODITAS PANGAN : Pasokan & Distribusi Lancar, Harga Cenderung Stabil

Sekretaris TPID DIY, Sugeng Purwanto menyampaikan selain kenaikan bawang putih jenis kating, ada beberapa komoditas lain yang juga ikut mengalami kenaikan seperti kedelai lokal, kacang tanah, bawang merah, minyak goreng curah barko, dan daging ayam kampung.

Tapi ia mengatakan kenaikan harga pada komoditas-komoditas tersebut masih berada pada level yang aman. kenaikannya berkisar Rp1.000 sampai Rp2.000. Hanya ayam kampung yang harganya naik lumayan tinggi.

“Ayam kampung naik sekitar Rp5.000 karena permintaan meningkat. Bukan hanya untuk lauk pauk keluarga, tapi juga dari kalangan rumah makan dan restaurant. Meskipun stok terjamin, harga tetap naik karena meningkatnya permintaan,” kata dia, Jumat (16/6/2017)

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk terus menjaga stabilitas inflasi daerah terutama menjelang Idul Fitri, TPID DIY akan melakukan beberapa hal seperti menjaga stok pangan strategis dengan melakukan pengawasan terhadap potensi gangguan produksi dan distribusi, melakukan kerja sama antar daerah untuk mendukung ketersedian stok pangan.

“Kami  meresmikan replikasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference di Pasar Kranggan, pasar murah serta akan melakukan operasi pasar, perluasan Rumah Pangan Kita hingga ke tingkat RW,” jelasnya.

Ia berharap dari semua kegiatan tersebut, tingkat inflasi di DIY sampai dengan akhir tahun 2017 dapat terjaga pada level rendah dan stabil. Ia juga menghimbau masyarakat lebih bijak dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan.

Dalam pemantaunnya, TPID DIY bekerja sama dengan TPID kabupaten dan kota. Pemantauan dilakukan di Pasar Argosari (Gunungkidul), Pasar Wates (Kulon Progo), Pasar Bantul (Bantul), Pasar Beringharjo (Kota Jogja), serta Pasar Godean (Sleman).

Inflasi

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto menyampaikan pihaknya juga mengamati inflasi yang disebabkan oleh administered prices (inflasi komponen harga yang diatur pemerintah).

Ia mengatakan telah mengundang PLN, Pertamina, Angkasa Pura, PT KAI dan beberapa maskapai penerbangan untuk rapat. Karena ketika harga pangan rendah tapi administered prices naik, akan tetap terjadi inflasi.

“katakanlah tarif angkytan sudah mulai naik. Kami menghimbau kepada Garuda Indonesia, lion Air dan lainnya agar tidak langsung menaikkan harga ke batas atas, naik boleh, tapi secara gradual. Terutama untuk H+ karena H-1 sudha dibeli. Pertamina juga sudah berjanju mendelay kenaikan harga BBM,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya