SOLOPOS.COM - Pedagang bawang di Pasar Legi Solo sedang mengupas bawang putih, belum lama ini. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Komoditas pangan, harga jual bawang putih di tingkat eceran dibatasi maksimal Rp30.000/kg.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah mengatur harga bawang putih jenis sico dijual maksimal Rp30.000/kg di tingkat pengecer. Harga tersebut akan ditinjau setiap dua pekan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana, menyampaikan beberapa waktu lalu telah mengumpulkan importir bawang putih untuk mengetahui kondisi pasokan dan harga. Hal ini mengingat harga bawang putih sempat melonjak tinggi di sejumlah daerah dan lebih dari 90% pasokan bawang putih masih mengandalkan impor.

Dia mengungkapkan ada dua jenis bawang putih yang dijual di pasar, yakni jenis premium dan biasa. Bawang putih kating merupakan bawang premium dan panen di Tiongkok tidak bisa cepat sehingga pasokan terbatas dan menyebabkan harga tinggi.

Namun, bawang putih jenis biasa, yakni sico, pasokan ada dan disepakati harga jual di tingkat pengecer Rp30.000/kg. “Harga bawang putih sico untuk sampai ke konsumen disepakati maksimal Rp30.000/kg untuk dua pekan ini. Setelah itu, harga akan kembali dikaji, kalau harga dari Tiongkok turun, harga di pasar juga harus menyesuaikan. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat mendapat harga terjangkau untuk komoditas pangan,” ungkap Eva saat ditemui wartawan di Pondok Pesantren Al Qur’aniyy, Solo, Senin (5/6/2017) sore.

Dia juga menjelaskan alasan penentuan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas pangan strategis, di antaranya gula pasir, minyak goreng, daging beku di pasar ritel modern karena merupakan price leader. Menurut dia, apabila harga di ritel modern terjangkau, harga di pasar tradisional juga akan menyesuaikan.

Sementara itu, di Ponpes Al Qur’aniyy, Eva menyalurkan 500 paket sembako yang merupakan kerja sama dengan perusahaan swasta. Satu paket terdiri atas dua kilogram beras, dua kilogram gula pasir, dua kilogram tepung terigu, dua liter minyak goreng, dan sirup dengan nilai sekitar Rp120.000 dan ditebus Rp50.000 oleh masyarakat.

Dia mengatakan pasar murah ini akan terus diadakan di seluruh Indonesia hingga 23 Juni. Dia mengatakan di Jawa-Madura ada 150 lokasi pasar murah bekerja sama dengan perusahaan swasta di bidang industri pangan maupun nonpangan.

Menurut dia, saat ini total sudah ada 200 lokasi di seluruh Indonesia dan diharapkan bisa terus bertambah. “Ini merupakan pasar murah hari pertama. Sasaran atau lokasi pasar murah akan selalu diadakan di ponpes karena ini tidak sekadar pasar murah, ada charity atau CSR [corporate social responsibility] juga. Jadi uang tebusan yang masuk, akan disumbangkan ke pesantren. Saat ini sudah ada 40 perusahaan swasta yang ikut berpartisipasi di pasar murah,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya