SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa menyampaikan arahan mengenai isu kesehatan mental di SMP Al-Azhar Syifa Budi, Solo, Selasa (23/4/2024). (Istimewa/Pemkot Solo)

Solopos.com, SOLO– Sebagian besar anak usia SMP pernah menjadi korban maupun pelaku kekerasan. Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa menggelar roadshow untuk menjaga kesehatan siswa ke sekolah.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti, menjelaskan salah satu gangguan kesehatan mental ditandai dengan ketidaknyamanan anak karena mendapatkan bullying atau perundungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

DP3AP2KB Solo bersama Yayasan Kakak melakukan survei menyasar peserta didik SMP. Survei yang dilakukan 2023 itu melibatkan 1.000 responden dengan hasil lebih dari 50 persen pernah menjadi korban kekerasan dan pelaku kekerasan.

Menurut dia, keluarga dan lingkungan sekitar menjadi faktor kunci kesehatan mental pada anak. Anak yang mengalami gangguan mental bisa tidak bersemangat bersekolah hingga depresi.

“Anak yang menjadi korban akhirnya bisa menjadi pelaku, itu yang mendorong kami menggelar roadshow supaya tidak berlanjut. Kami menggandeng Wakil Wali Kota Solo dan direspons baik sekolah,” jelas dia kepada Solopos.com, Rabu (24/4/2024).

Purwanti menjelaskan Teguh memberikan arahan kepada guru dan siswa mengenai kesehatan mental. Kota Solo merupakan kota ramah anak yang perlu dijaga. Semua sekolah juga sudah mendeklarasikan sekolah ramah anak. Teguh hadir meminta komitmen kepada sekolah.

Purwanti mengatakan setiap sekolah sudah membentuk satgas. Anak yang menghadapi gangguan bisa membuat aduan ke satgas di sekolah sebelum mendapatkan tindak lanjut dari DP3AP2KB Solo.

Adapun roadshow yang dilakukan Teguh ke SMP, SMA, SMK swasta dan negeri sudah dilakukan sejak tahun lalu. Kegiatan itu kembali dilakukan demi menjaga kesehatan mental siswa.

Selain memberikan arahan, Teguh juga berinteraksi dengan para murid. Para pemangku kepentingan di sekolah yang dikunjungi Teguh diminta untuk membuat deklarasi antiperundungan.

Menurut Teguh, kesehatan mental bisa dialami semua pelajar, termasuk pelajar di sekolah swasta dengan biaya yang tergolong tinggi. Orang tua yang cukup secara materi belum tentu memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya.

“Orang tua cukup kalau tidak ada kasih sayang ya nanti anaknya liar hidupnya. Apalagi gurunya gak tahu, muridnya kurang kasih sayang,” papar Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya