SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Komnas HAM (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kedatangan Komnas HAM terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia

Harianjogja.com, JOGJA-Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendatangi warga penolak proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), di Desa Glagah, Jumat (15/12/2017) malam. Pertemuan antara Komnas HAM dan warga dilakukan di kediaman warga.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Komisioner Komnas HAM M Choirul Anam mengatakan, kedatangan mereka untuk menglarifikasi adanya tindakan pelanggaran HAM, selama proses pembebasan lahan pembangunan NYIA. Ia mengungkapkan, dalam laporan yang diterima Komnas HAM, telah terjadi kekerasan terhadap aktivis dan warga penolak NYIA. Selain itu, ada penangkapan 15 orang aktivis, yang mayoritas merupakan mahasiswa, saat proses pembersihan lahan pada 5 Desember 2017.

Oleh karena itu, Komnas HAM terjun ke lapangan, untuk mengumpulkan data perihal dugaan adanya intimidasi, kekerasan, yang dilakukan aparat atau unsur pemerintah. Setelah melakukan klarifikasi, Komnas HAM memiliki fungsi dan kewenangan untuk menerjunkan tim ke lapangan. Tim akan memantau dan menelusuri adanya dugaan ancaman, intimidasi ataupun bentuk kekerasan yang dilakukan terhadap warga.

Menurut Anam, pembangunan bandara akan tercederai aksi kekerasan yang terjadi apabila tak segera dicegah. Pembangunan NYIA akan percuma, apabila memaksakan proses yang cepat dengan target cepat beroperasi tapi mengesampingkan permasalahan kemanusiaan yang ada di lapangan. “Semua harus tahu, poin penting di balik proyek pembangunan infrastruktur tidak boleh langgar HAM,” tegas dia, Jumat malam.

Kapolres Kulonprogo Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Irfan Rifai mengaku, tidak mempermasalahkan kedatangan Komnas HAM menemui warga penolak NYIA. Pasalnya, hal itu sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Komnas HAM. Irfan juga tidak khawatir dengan dugaan tindak kekerasan, yang dilayangkan kepada aparat kepolisian.

Ia membantah tegas adanya dugaan tindak kekerasan, kepada sejumlah aktivis dan warga, yang terjadi saat pengosongan lahan pembangunan NYIA. Karena sejak awal, jajarannya menekankan agar para anggota menggunakan teknik persuasif. Ia menerangkan, pada saat itu, para aktivis telah menghalangi aktivitas tim pengosongan dan perobohan bangunan. Dari situ lantas terjadi aksi saling dorong antara warga, aktivis, dan aparat pada pagi dan sore. Kericuhan itu berujung ditangkapnya 15 aktivis, meski kemudian dilepaskan kembali pada malam harinya.

“Saat itu terjadi dorong-mendorong, sehingga terkesan ada aktivis tercekik dan warga terluka. Tapi dari dokumentasi video dan foto, itu tidak ada dilakukan anggota kami,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya