SOLOPOS.COM - Ratusan mahasiswa mengikuti aksi solidaritas atas meninggalnya salah satu mahasiswa UNS saat mengikuti Diklat Menwa di Boulevard UNS Solo, Selasa (26/10/2021) malam. (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Kematian Gilang Endi Saputra saat mengikuti diklat Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo meninggalkan duka mendalam bagi sang sahabat, Lingga Purbo Wahyu Pamungkas.

Di sela kesibukannya mengikuti perkuliahan, Lingga bersama mahasiswa lain kini intens mengawal kasus Gilang agar ada keadilan untuk keluarga korban. Pada Kamis (28/10/2021) siang, Lingga bersama sesama mahasiswa Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi UNS serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-UNS mendatangi Gedung Rektorat UNS.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka mendampingi keluarga korban untuk mencari kejelasan kronologi kematian Gilang bersama pihak kampus. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS Ahmad Yunus dan Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto menemui para mahasiswa itu.

Baca Juga: Soal Tuntutan Pembubaran Menwa, Ini Tanggapan Konas Menwa Indonesia

“Upaya-upaya ini kami lakukan agar kematian sahabat saya bisa segera diungkap sejelas-jelasnya,” ujar Lingga saat ditemui Solopos.com di Gedung Rektorat, Kamis.

Sekitar dua jam para mahasiswa UNS Solo berdiskusi dengan keluarga korban maupun pihak kampus untuk menyikapi kasus Gilang. Dalam pertemuan terbatas itu, kampus kembali menyatakan komitmennya memberikan keadilan pada Gilang dan keluarga.

Salah satunya yakni tak akan segan-segan membubarkan Menwa apabila organisasi itu terbukti melakukan kekerasan dalam kegiatannya. Lingga berharap hasil autopsi kepolisian dapat membuka tabir apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Kasus UNS, Kepala Staf Konas Menwa Indonesia Datangi Polresta Solo

“Semoga hasil autopsi segera keluar dan disampaikan kepada keluarga. Sebagai sahabat, saya tetap akan mengawal kasus Gilang sampai tuntas,” ujar mahasiswa Semester III Prodi K3 itu.

Aksi Solidaritas

Sebelum mengikuti pertemuan itu, Lingga bersama ratusan mahasiswa UNS Solo lain mengikuti aksi solidaritas dan doa bersama di Boulevard UNS, Selasa (26/10/2021) malam. Gerakan itu bisa dibilang sukses membuat kampus semakin serius menangani kasus Gilang.

Keesokan harinya, kampus membekukan sementara Menwa serta mengkaji opsi pembubaran organisasi seperti tertuang dalam Peraturan Rektor UNS itu. “Ini sebagai bentuk protes kami. Kegiatan itu [diklat] sudah di luar nalar sehingga membuat nyawa teman kami hilang,” ujar Lingga dalam aksi solidaritas malam itu.

Baca Juga: Gelegar Pidato Tuntas Tandai Kelahiran PKR sebagai Partai Wong Cilik

Salah satu elemen yang konsisten mengawal kasus Gilang sejak awal adalah BEM Sekolah Vokasi (SV) UNS. Kebetulan Gilang juga menjadi anggota organisasi itu. Ketua BEM SV UNS, Dessy Latifatul Laila, mengatakan mahasiswa dan UNS sudah mencapai sejumlah kesepakatan dalam pertemuan Kamis.

“Salah satu yang terpenting adalah kampus menjamin ikut mengawal kasus untuk memberikan keadilan bagi Gilang dan keluarga,” ujarnya.

BEM SV respek dengan komitmen UNS yang siap memberikan sanksi berat bagi Menwa. “Kampus juga bersedia membubarkan Menwa apabila organisasi itu memang menyalahi aturan. Komitmen ini tentu akan kami kawal terus,” ujar Dessy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya