SOLOPOS.COM - Ilustrasi SDN. (dok)

Solopos.com, SRAGEN — Komisi IV DPRD Sragen tak setuju dengan rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggabungkan SD yang kekurangan murid. Penggabungan sekolah atau regrouping dinilai bukan solusi atas persoalan SD minim siswa.

Disdikbud seharusnya bisa menciptakan inovasi agar SD-SD yang kekurangan siswa bisa bersaing dengan sekolah swasta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demikian disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Suyamto, merespons rencana Disdikbud Sragen menggabungkan SD yang kekurangan siswa. Sebelum digabung, Disdikbud ingin memetakan dulu SD yang siswanya kurang dari 60 anak dalam tiga tahun beruntun.

“Seharusnya Disdikbud mempunyai inovasi atau terobosan-terobosan supaya anak-anak bisa masuk ke SD negeri. Bukan malah pasrah seperti itu dengan kebijakan regrouping. Apa pun itu para guru dan sekolah itu difasilitasi negara, mereka menjadi gaji, dan sebagainya, sedangkan sekolah swasta berbeda,” ujar Sugiyamto kepada Solopos.com, Selasa (12/7/2022).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) asal Masaran itu menilai problem SD negeri kekurangan siswa menjadi pekerjaan rumah Disdikbud dari tahun ke tahun. Dia tidak ingin tiap tahun ada regrouping sekolah.

Baca Juga: SD Negeri Kekurangan Murid, SD Swasta Makin Diminati

Disdikbud, sambungnya, seharusnya tahu solusinya dengan cara memetakan fasilitas di sekolah swasta dan SD negeri agar tidak kalah dengan swasta. Di sisi lain, dengan telah diangkatnya sebagian besar guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) seharusnya bisa meningkatkan kinerja dan tanggung jawab mereka.

“Tugas mereka mencari siswa sebanyak-banyaknya supaya semua masuk ke SD negeri dengan berbagai macam fasilitas yang ada. Tata kelola pendidikan harus ditingkatkan. Kualitas guru juga ditingkatkan. Bagaimana tata cara pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini? Sekarang informasi sudah maju lewat medsos, fasilitas laptop, dan seterusnya,” ujarnya.

Disdikbud perlu melakukan inovasi pada metode pembelajaran di SD negeri agar bisa bersaing dengan sekolah swasta. Selain itu perlu ada nilai lebih yang bisa diberikan kepada lulusan SD negeri.

Baca Juga: Duh, Masih Ada Sekolah di Sukoharjo yang Kekurangan Murid 

“Di SD swasta lulus bisa hafalan Al-Quran sampai juz tertentu maka SD negeri juga bisa seperti itu. SD negeri harus ada ekstrakurikuler hafalan Al-Quran dalam pembelajaran supaya ada persaingan dengan sekolah swasta, bukan malah alasan fasilitas antar-jemput. Yang menjadi dasar itu bagaimana kulitas mengajar sekolah,” jelas Sugiyamto.

Penambahan esktrakurikuler itu, terang dia, penting supaya siswa bisa mengikuti perkembangan zaman karena perkembangan dari tahun ke tahun berubah drastis. Dia menerangkan dalam waktu dekat Komisi IV DPRD Sragen akan memanggil Disdikbud untuk mencari solusi supaya mereka bekerja dengan sungguh-sungguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya