SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

KLATEN—Komisi IV DPRD Klaten mencium dugaan kesalahan bestek dalam pembangunan gedung baru SMPN 2 Polanharjo karena salah satu atap ruangan pada gedung baru itu diketahui melengkung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Komisi IV DPRD Klaten, Yoga Hardaya, mengatakan jika terbukti terjadi kesalahan bestek, Pemkab Klaten akan memasukkan rekanan pembangunan gedung SMPN 2 Polanharjo itu ke daftar hitam atau blacklist. Pemkab Klaten tidak akan menggunakan jasa rekanan tersebut dalam proyek pembangunan fisik di masa-masa mendatang.

“Tidak cukup di-blacklist, rekanan juga harus diproses secara hukum. Penegak hukum bisa langsung menjalankan tugasnya karena pembangunan gedung itu menggunakan dana pemerintah,” tegas politisi dari Partai Golkar itu kepada Solopos.com , Sabtu (29/9/2012).

Komisi IV akan meninjau gedung baru SMPN 2 Polanharjo yang terletak di Desa Sidowayah itu pada Senin (1/10). Menurutnya Komisi IV akan mencermati tingkat kerusakan yang terjadi di gedung baru tersebut. Dia mendukung langkah kepala sekolah mengosongkan gedung tersebut untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. “Akan kami cermati dulu, retaknya itu di bagian mana. Apa itu di dinding atau lantainya. Kalau atapnya melengkung, kami akan cek kayunya apakah sudah sesuai bestek apa belum,” tandasnya.

Yoga mengaku belum mengetahui siapa rekanan yang membangun gedung baru SMPN 2 Polanharjo tersebut. Namun begitu, dia sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten untuk menelusurinya. Sejauh ini pihaknya juga belum mengetahui berapa biaya yang digunakan untuk membangun gedung SMPN 2 Polanharjo tersebut. “Nanti akan kita cermati lebih lanjut. Rekanan bertanggung jawab atas kerusakan gedung baru tersebut,” paparnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, atap salah satu bangunan gedung baru SMPN 2 Polanharjo di Desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten melengkung. Akibatnya gedung yang sementara ini digunakan untuk olahraga tenis meja itu dikosongkan dari seluruh kegiatan karena membahayakan.

“Dua pekan lalu masih digunakan untuk pingpong anak-anak. Tetapi karena saya khawatir dengan kondisi gedung itu, maka kegiatan olahraga di gedung itu saya hentikan,” ujar Kepala Sekolah SMPN 2 Sidowayah, Djoko Wilarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya