Komik Sejarah, Sunan Bayat, Perang Kemerdekaan, dan Kendaraan Listrik

Solopos.com, SOLO — Penulis, musikus, komikus, dan pendiri Forum Rembang  Tjangkir 13, Aji Prasetyo, 46, mengatakan komik bisa menjadi media pembelajaran sejarah yang menarik. Teks-teks sejarah yang serius dan berat bisa ”diringankan” dan berdaya tarik dengan dialihkan menjadi komik.

Aji mulai tertarik membikin komik sejarah sejak 2005. Ia punya keinginan kuat membikin komik berlatar Perang Jawa. Keinginan itu makin menguat ketika dia bertemu dengan sejarawan Peter Carey, sejarawan yang merupakan pakar tentang Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa. Penjelasan lengkap tersaji di Supaya Pelajaran Sejarah Menarik, Komikkan Saja!

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sunan Bayat atau Sunan Tembayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Ki Ageng Pandanarang adalah seorang penyebar agama Islam di wilayah Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan sekitarnya.

Ia dikisahkan sangat sakti hingga bisa mengutuk seorang penyamun menjadi manusia setengah domba. Pada 2021, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah memugar kompleks makam Sunan Pandanaran, di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Berita lengkap tersaji di Kisah Kesaktian Sunan Bayat, Mengutuk Penyamun Jadi Manusia Domba.

Pemerintah telah menetapkan peta jalan (roadmap) pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Insentif fiskal menjadi salah satu pendorong mewujudkan ambisi produksi dan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Peta jalan itu dirumuskan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap Electric Vehicle, dan Perhitungan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan target produksi dan penggunaan kendaraan listrik yang terdiri atas dua juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik pada 2030. Data lengkap tersaji di Insentif Fiskal untuk Mewujudkan Ambisi Penggunaan Kendaraan Listrik.

Sejarah kecil tentang kekerasan selama masa perang kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949 menunjukkan jajaran Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia juga menjadi korban kekerasan oleh militer Belanda.

Dalam peristiwa agresi militer Belanda II atau Clash II yang dimulai pada 19 Desember 1948 banyak korban jatuh di pihak Indonesia, sipil maupun militer. Pejabat sipil ada yang menjadi korban pembunuhan oleh tentara Belanda.

Salah seorang pejabat sipil itu adalah Mr. R. Santoso Wirodiharjo. Kala itu ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Lelaki kelahiran 7 April 1908 ini meninggal setelah dieksekusi tentara Belanda di ruas jalan menuju arah Maguwo, Yogyakarta—kawasan Pangkalan Udara Adisucipto saat ini. Kisah lengkap tersaji di Sejarah Kecil Kekerasan Militer Belanda pada Era Perang Kemerdekaan.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.