SOLOPOS.COM - Sukaryadi atau Lolo Biru menjukkan dua komik karyanya di Solo Grand Mall, Jumat (14/8/2015). (Ayu Abriyani/JIBI/Solopos)

Komik baru ini terkait karya Lolo Biru yakni Biru Putera Langit dan Executor yang laris di pasaran.

Solopos.com, SOLO – Seniman asal Solo, Sukaryadi atau akrab dipanggil Lolo Biru, merilis karya perdananya pada 7-9 Agustus lalu saat ajang Popcon Asia 2015 di Jakarta Convention Centre (JCC). Karya perdananya itu berupa komik superhero berjudul Biru Putera Langit dan Executor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meskipun komik tersebut mengacu kemasan luar negeri, Lolo Biru tetap memasukkan nuansa Indonesia seperti latar belakang tempat dan beberapa kebudayaannya.

“Dua komik tersebut saya buat tiga seri. Saat pameran di Jakarta, dua komik itu sudah laku 300 eksemplar. Bahkan, untuk cerita bersambungnya, telah dipesan 120 eksemplar yang diliris tiga bulan lagi,” katanya saat ditemui di Solo Grand Mall, Jumat (14/8/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Komik Biru Putera Langit bercerita tentang seorang anak yang memiliki kekuatan superhero karena memiliki darah dari raja lagit bernama Dirgantara. Raja tersebut bertugas menjaga kedamaian kerajaan langit, bumi, dan alam semesta.

Ia pun memiliki istri bernama Pertiwi yang merupakan manusia bumi. Pertiwi lalu memiliki anak bernama Punta Dewa. Punta Dewa yang disebut Biru Putera Langit dikisahkan melanjutkan tugas ayahnya untuk menjaga kedamaian di bumi.

Nuansa Indonesia yang ia sisipkan berupa pakaian pertiwi yang mengenakan jarik untuk pakaiannya seperti perempuan zaman dahulu. Serta nama Punta Dewa yang merupakan nama lain Yudistira dalam cerita pewayangan Mahabarata. Latar belakang lokasi itu di Jogja, dan sang pemeran utama diceritakan kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja.

Sementara, di komik berjudul Executor mengambil latar belakang dari beberapa daerah seperti Jakarta dan Kalimantan Timur. Komik yang lebih menyasar pada segmen dewasa itu menceritakan tentang kehidupan di Indonesia yang carut marut. Mulai dari politik, koruptor, gembong narkoba, dan mafia.

Superhero yang ada di cerita itu bernama Caka yang memiliki nama asli Brian. Sebelum menjadi Caka, Brian bekerja sebagai pemimpin tim khusus untuk menumpas kejahatan yang dibentuk oleh presiden di Jakarta. Ia pun berhasil menangkap puluhan penjahat kelas kakap.

Namun, di balik kesuksesannya, keamanan anak dan istrinya terancam sehingga akhirnya terbunuh saat liburan di Kalimantan. Saat itu, ia pun hampir terbunuh, tetapi berhasil melarikan diri dan ditemukan warga Suku Dayak.

Pemimpin Suku Dayak lalu melatih kemampuan Brian dalam bertarung dan memberikan ilmu dari suku tersebut. Brian pun diberi nama Caka dan diberi senjata berbentuk huruf X. Caka lalu kembali ke Jakarta untuk menumpas kejahatan.

Komik itu dijual dengan harga Rp30.000/eksemplar untuk Executor dan Rp35.000/eksemplar untuk Biru Putera Langit. Selain membuat kelanjutannya, Lolo Biru juga membuat versi Bahasa Inggris karena komik tersebut telah dipesan penggemar komik dari Singapura, Jepang, Filipina, dan Malaysia.

Selain itu, ia akan mengikuti pameran di Comic Con Jakarta pada September dan Mangafest di Jogja pada Oktober 2015. Selanjutnya, ia juga berencana membuat komik drama remaja dengan mengambil lokasi di Jogja dan Solo.

“Di dalam komik, saya selalu menyisipkan edukasi kepada anak muda seperti kampanye antirokok, antinarkoba, dan antikorupsi. Saya juga selalu membawa nama Solo karena saya ingin mengangkat Solo melalui komik,” imbuh lulusan ISI Solo ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya