SOLOPOS.COM - Suasana di rumah duka almarhum Jupita, salah satu pengurus DPP Paserbumi di pedukuhan Cegokan, Wonolelo, Pleret, Bantul, Rabu (12/2/2014). (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Harianjogja.com, BANTUL-Setelah koma selama lima hari, Jupita, salah satu pengurus DPP Paserbumi akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Rabu (12/2) dini hari pukul 05.00.

Jenazah pemuda berusia 33 tahun itu dijemput oleh puluhan anggota Paserbumi lainnya di RS Panti Rapih, Sleman. Rombongan langsung membawa jenazah ke rumah duka yang berlokasi di pedukuhan Cegokan, Wonolelo, Pleret, Bantul.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lurah Paserbumi menuturkan, sesuai rencana, seharusnya jenazah baru dijemput pukul 08.00. Akan tetapi atas permintaan keluarga, jenazah kemudian dijemput lebih awal.

Ekspedisi Mudik 2024

Dikatakannya, sejak 5 hari yang lalu, rekannya itu memang terus berada dalam kondisi kritis. Berdasarkan keterangan medis yang didapatkannya, Jupita mengalami pendarahan di otaknya.

“Itulah yang menyebabkan almarhum pingsan hingga koma sampai meninggalnya,” ucapnya.

Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Gebang, Wonolelo, Pleret, Bantul, sore ini pukul 16.00.

Jupita sendiri mengalami koma sejak Sabtu (8/2/2014) lalu, tepatnya setelah berakhirnya laga kontra Persiba menjamu Persiram di Stadion Sultan Agung.

Diduga, pria yang juga menjabat sebagai Ketua PAC PDI P Pleret tersebut menjadi korban dalam insiden bentroknya dua kelompok suporter Persiba, Paserbumi dan CNF di Stadion Sultan Agung yang terjadi sebelum dan sesudah laga kontra Persiram tersebut. Almarhum sendiri meninggalkan istri dan satu anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya