SOLOPOS.COM - IST

IST

Mengapa ingin bersekolah di SMA ini? Beragam jawaban para calon murid ketika diwawancarai, di antaranya,  karena tim basketnya sering menang, boleh berpakaian bebas, boleh berambut gondrong, mempunyai lapangan sepak bola, atau boleh memakai sepatu sandal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jawaban-jawaban anak seumur remaja tersebut tidak ada yang salah, bahkan termasuk wajar dan orisinal. Mengapa bukan karena lulusannya bisa meneruskan ke perguruan tinggi ternama? Sekolah manapun pasti akan menyiapkan muridnya untuk meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya. Yang istimewa, yang khas, atau yang menjadi pembeda dengan sekolah lain tentunya akan menarik minat para calon murid.

Jawaban lain yang terungkap adalah karena bapaknya, kakaknya, atau saudara-saudaranya lulusan sekolah yang sama. Tidak ada iklan yang lebih dahsyat pengaruhnya selain kepercayaan turun-temurun dari kerabat yang pernah mengalami belajar di sekolah itu. Ingin melihat hasil pendidikan sebuah sekolah tak lain mesti kembali kepada para lulusannya. Meskipun demikian, acapkali calon murid setelah diterima lalu mengajukan sedikit protes, mengapa ada perbedaan pendidikan dibandingkan dengan yang sudah lulus? Tentu saja zaman menuntut penyesuaian di sana-sini. Calon murid ingin kelak menjadi apa, menjadi seperti siapa, atau mau apa, cukuplah melihat model yang sudah jadi dari sekolah itu.

Persoalan protes-memrotes akan muncul pada banyak murid atau orangtuanya jika terjadi perbedaan antara yang diangan-angankan tentang suatu sekolah dengan senyatanya. Harapan dan cita-cita sebelum memasuki sekolah itu ternyata berbeda sesudah diterima. Jika persoalannya menyangkut prinsip-prinsip pendidikan, maka menjadi relevan ungkapan bahwa “sekolah pertama dan utama adalah rumah.”

Sekolah tidak bisa melayani segala hal, bagaimanapun yang tidak bisa dipenuhi di sekolah mestinya mendapatkan sulih dan pemenuhan di rumah. Namun, tidak banyak orangtua yang menyediakan diri di rumah  untuk melengkapi pendidikan anaknya.

Agar tidak muncul kekecewaan di kemudian hari atau demi sejalan dengan pendidikan di keluarga, carilah sekolah yang para gurunya benar-benar menyukai dan menyenangi muridnya! Demikian rekomendasi yang diberikan oleh Leonhardt (1997) Berdasar pengalaman dan pengamatannya yang kritis, Leonhardt berkeyakinan bahwa guru adalah faktor terpenting dalam menciptakan pengalaman bersekolah yang menyenangkan bagi anak.  Guru yang hangat dan penuh kasih sayang akan mengajak dan membuat anak merasa nyaman bersamanya dan murid-murid yang lain. Seorang guru yang benar-benar peduli pada muridnya, kecil kemungkinannya membiarkan para murid mengerjakan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi perkembangan pribadi murid. Guru yang peduli kepada murid tidak akan menjerumuskan murid dengan menciptakan kesan berkuasa atau menindas.

Rekomendasi Leonhardt di atas kiranya patut menjadi pertimbangan para orangtua menjelang musim penerimaan murid baru. Dia tidak melakukan pemilahan antara sekolah negeri atau swasta, sekolah di kota atau desa. Artinya, di manapun dan dalam status apapun, pada guru selalu dituntut untuk peduli kepada muridnya. Pertanyaan balik kepada Leonhardt, bagaimana dapat mengetahui bahwa guru di suatu sekolah benar-benar menaruh hatinya untuk para murid? Semangat para guru tidak terlepas dari sistem yang berlangsung di lembaga tempatnya bekerja. Atau, jika dibalik, sistem dan visi pendidikan sebuah sekolah akan mengimbas pada pendekatan guru terhadap murid.

Rasio guru-murid yang rendah dan daya tampung kelas mestinya memadai. Anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah masih membutuhkan perhatian, butuh digatekke, butuh dikenal, bahkan butuh disapa. Menjadi ironis jika ada sekolah-sekolah yang merasa cukup menampung anak-anak yang pandai dan menyediakan fasilitas fisik, sementara para gurunya semakin jauh dari murid. Bukan hal yang aneh jika ada guru yang tidak kenal muridnya bahwa sampai lulus, kecuali namanya dan nilai.

Oleh: St. Kartono
Guru SMA di Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya