SOLOPOS.COM - Tas Hermes Garden Party Leather Handbag-Yellow yang ditenteng Selvi Ananda. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Aparat KPK menggeledah kediaman Rafael Alun Trisambodo di kawasan Simprug Golf, Jakarta Selatan dan menyita uang serta puluhan tas mewah.

Salah satu merek dari puluhan tas mewah yang disita KPK adalah Hermes.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hermes merupakan sebuah brand mewah dan luxurious ternama Prancis yang terkenal di dunia.

Hermen identik dengan kemewahan.

Berikut informasi tentang tas Hermes yang dirangkum Solopos.com dari Bisnis, Sabtu (1/4/2023).

Hermes merupakan sebuah brand mewah dan luxurious ternama asal Prancis.

Brand ini memproduksi produk berkualitas bagi kaum wanita seperti tas dan juga aksesoris lainnya.

Tas yang merupakan salah satu produk legendarisnya, bisa dibanderol miliaran rupiah.

Pendiri Hermes

Sosok awal di balik nama Hermes adalah Thierry Hermes.

Thierry Hermes (Istimewa)

Melansir dari Vanity Fair, Thierry Hermès merupakan pendiri dari bisnis keluarga ini.

Pria yang lahir di Jerman pada tahun 1801, tepatnya di Krefeld Jerman ini, merupakan anak dari pasangan pemilik penginapan di Jerman.

Namun karena adanya perang sekaligus terjadi wabah penyakit yang meluas, di mana dirinya harus kehilangan keenam anggota keluarganya, membuat Thierry pindah ke Prancis untuk memulai awal yang baru.

Sebagai seorang yatim piatu, dia pun terpaksa mengurus dirinya sendiri di Prancis.

Namun berkat keterampilan yang diturunkan oleh keluarganya dalam mengerjakan kerajinan berbahan kulit, memacunya di tahun 1837 membangun sebuah industri pabrik kecil yang khusus membuat perlengkapan bagi kuda, seperti pelana atau tali kekang sebagai moda transportasi para bangsawan di Grands Boulevard pada usia 25.

Itulah mengapa Hermes menggunakan gambar kereta kuda sebagai logonya dan masih digunakan hingga saat ini.

Karier Thierry Hermès

Sejak awal memang bisnis ini mengutamakan keterampilan tangan untuk membuat setiap perlengkapan yang berasal dari kulit dan besi.

Klien Hermes awalnya adalah anggota kerajaan dan bangsawan Prancis dan diapun melayani pesanan untuk momen penobatan anggota kerajaan.

Menariknya, Thierry Hermes tidak mau kompromi soal kualitas, meski itu harus memakan waktu lama.

Bahkan, tak jarang momen penobatan tersebut ditunda lantaran pelana belum selesai dikerjakan.

Namun adanya perubahan moda transportasi membuat label Hermes melakukan ekspansi produk kedua.

Kali ini, dia menyasar produk tas, masih tetap mengutamakan keterampilan perajin.

Dalam satu pekan, rumah mode tersebut hanya membuat lima tas yang akan disebar di berbagai negara.

Keterampilan tangan tersebut menjadi satu-satunya warisan yang dipelihara sampai saat ini.

Enam Generasi

Melansir dari situs resmi Hermes, sejak 1837 Hermès sudah dikelola oleh enam generasi sampai sekarang.

Thierry mewariskan bisnisnya pada satu-satunya putra dari istrinya Christine Pétronille Pierrart (1805-1896) yang mereka beri nama Charles-Emile.

Ketika Thierry Hermes wafat pada tahun 1878, bisnis tersebut diambil alih dan dikembangkan oleh sang anak.

Di bawah kendali Charles-Émile Hermès, bengkel industri warisan ayahnya berkembang pesat.

Pelana kuda yang mereka produksi akhirnya bisa dijual secara ritel ke negara lain, sebut aja seperti ke Afrika Utara, Rusia, Asia, hingga Amerika.

Kemudian nama Hermès makin terkenal di dunia kaum sosialita Eropa pada tahun 1950.

Pada tahun 1918, Hermès dipimpin oleh generasi ketiga keluarga ini, yaitu Adolphe dan Emile-Maurice.

Mereka juga mulai memproduksi pakaian dan aksesoris lainnya seperti jaket golf eksklusif pertama yang menggunakan resleting. Jaket itu dipakai oleh Prince of Wales.

Pada era inilah Hermès melakukan pengembangan usaha yang cukup signifikan.

Mereka pun merekrut tiga menantu keluarga Hermès buat menjalankan bisnis.



Mereka adalah Robert Dumas, Jean-Rene, dan Francis Puec.

Singkat cerita, pada tahun 2013 perusahaan ini akhirnya dipegang oleh Axel Dumas yang merupakan keponakan dari Jean Louise Dumas.

Axel Dumas baru bergabung di Hermès pada 2003, lebih tepatnya di divisi audit.

Di bawah kepemimpinannya, Hermes mulai membuka banyak toko di seluruh dunia.

Pada tahun 2019, Hermès tiba di Polandia, mendirikan toko pertamanya di Warsawa.

Axel Dumas juga telah mendorong implementasi strategi digital grup pada tahun 2017, yang berpuncak pada desain ulang situs website Hermès.com.

Dia telah membawa produknya ke era teknologi baru, sesuai dengan harapan pelanggan yang semakin banyak terhubung.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Rekam Jejak Thierry Hermes, Founder Brand Tas Mewah Hermes, Incaran Para Sosialita Dunia”







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya