SOLOPOS.COM - Sudarsono, 62, warga Dukuh Ngadirejo, Desa Sambungmacan, Sragen, membersihkan koleksi fosil yang tersimpan di rumahnya, Jumat (12/6/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN - Seorang warga Dukuh Ngadirejo, Desa Sambungmacan, Sragen, Sudarsono, 62, memiliki koleksi ribuan fosil. Koleksi fosil miliknya ternyata pernah ditawar hingga ratusan juta.

Sekitar 4.000 fosil dan benda-benda kuno tersebut tersimpan baik di rumah Sudarsono. Pada awalnya, sekitar 4.000 fosil itu hanya ditumpuk begitu saja. Baru pada masa kepemimpinan Bupati Agus Fatchur Rahman, Sudarsono mendapat hibah tiga lemari etalase.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lemari itu digunakan untuk menyimpan sekitar 2.000 fosil yang sudah diidentifikasi. Sementara sekitar 2.000 fosil yang belum diidentifikasi masih menumpuk di sebuah rak panjang.

Intip Pesona Ayu Yossy Kartikasari, Si Penjual Gorengan Cantik Jogja

Sesuai amanat UU No. 11/2010, masyarakat diperbolehkan merawat benda cagar budaya secara mandiri. Rumah fosil milik Sudarsono merupakan salah satu museum kecil yang dikelola oleh masyarakat.

Rumah koleksi fosil milik Sudarsono di Sragen ini sudah dikunjungi berbagai ilmuan dari mancanegara. Rata-rata mereka adalah para arkeolog yang tertarik meneliti benda purbakala di daratan Jawa. Sudarsono memiliki komitmen untuk terus menjaga benda purbakala yang dilindungi oleh Negara itu.

Dia tidak memungkiri ada banyak tawaran menggiurkan dari para tamu dari mancanegara. Mereka bermaksud membeli fosil-fosil itu dengan harga fantastis mulai dari Rp50 juta hingga Rp200 juta/fosil. Akan tetapi, Sudarsono tidak berniat menjual fosil-fosil itu meski ditawar dengan harga fantastis.

Jumlah Tes Covid-19 Indonesia di Bawah Negara Miskin, Yuri Klaim Kalahkan Vietnam

"Saya tidak silau uang. Kalau dijual, nanti akan habis. Bagi saya, penghasilan dari hasil jualan bonsai sudah lebih dari cukup untuk mencukupi kebutuhan," ujar Sudarsono saat ditemui wartawan di lokasi, Jumat (12/6/2020).

Sejak 1975

Fosil yang tersimpan di rumah Sudarsono terdiri atas tengkorak manusia purba, serpihan tulang hewan purba seperti rahang gajah, pecahan gading, kura-kura, kerang, siput, berbagai kapak, hingga botol bekas yang rata-rata peninggalan akhir abad 18 hingga awal 19. Sudarsono menceritakan awal mula mengoleksi fosil-fosil tersebut.

"Semua fosil itu saya temukan di proyek sodetan Sungai Bengawan Solo pada 1975. Dulu dibiarkan teronggok, bercampur material tanah dan batu. Pada saat itu saya masih kecil. Saya iseng saja mengumpulkan barang-barang itu di rumah," tutur Sudarsono.

Jajaran Direksi Pertamina Dirombak, Apa Kabar Dirut Nicke Widyawati?

"Ternyata barang-barang itu ada fosil yang menarik minat warga asing. Sejak saat itu, banyak warga asing yang datang untuk melihat fosil-fosil koleksi saya. Banyaknya tamu dari luar negeri itu membuat saya lebih bersemangat untuk mengumpulkan fosil," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya