SOLOPOS.COM - Perajin kolang kaling di Dusun Sigabug Desa Ngargoretno Salaman, Kabupaten Magelang. (Beritamagelangid)

Solopos.com, MAGELANG -- Kabupaten Magelang punya penghasil kolang kaling di pegunungan Menoreh, tepatnya di Dusun Sigabug, Desa Ngargoretno, Salaman berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo, DIY.

Mengutip beritamagelang.id, Jumat (23/4/2021), untuk mencapai wilayah ini harus dengan perjuangan yang cukup berat karena berada di ketinggian hampir 900 MDPL. Jalanan menanjak dan cukup terjal, bahkan di beberapa bagian harus melewati jalanan berbatu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di sini, ada sekitar 11 dari 25 kepala keluarga yang menjadi perajin kolang kaling. Selain banyak pohonnya, perajin juga mengambil bahan dasarnya dari Kulonprogo dengan cara 'menebas'.

Baca Juga : Rajah Batik Kaji Habeb Kreasikan Doreng Army Khusus Untuk Kota Magelang

Salah satunya Widiasmoro, ia sudah puluhan tahun menjadi perajin kolang kaling. Hasil olahannya ia jual ke pasar Dekso Kalibawang Kabupaten Kulonprogo dan ada pula pedagang dari Borobudur yang mengambil. Rata-rata mengolah kolang-kaling dilakukan bersama dengan keluarga atau bisa dikatakan menjadi industri rumah tangga.

Biasanya kaum laki-laki mencari kolang-kaling kemudian memotong-motong dari batangnya, kemudian istri dan anak-anaknya membantu merebus, mengupas hingga merendam sampai layak untuk dijual.

Perajin lainnya, Trimakno, mengolah kolang kaling di rumahnya bersama dengan istri. Ia mengaku dalam satu hari bisa memproduksi sekitar 10 kg kolang kaling bersih. "Biasanya sudah banyak yang memesan, namun puasa kali ini agak berkurang," katanya.

Jual Online

Memanfaatkan gadget, ia menawarkan kolang-kaling secara online melalui grup-grup Whatsapp. Para pemesan biasanya berasal dari Borobudur, Godean Sleman dan Gunung Kidul. Sekali pesan ada yang sampai 20 kg-50 kg. "Cukup terbantu dengan penjualan secara online," ujarnya.

Di bulan puasa ini, harga jual juga mengalami kenaikan dibanding hari biasa. Saat ini per kilogram dijual mencapai Rp10.000/kg, sedangkan di hari biasa hanya Rp5.000 sampai Rp6.000 per kilogram.

Untuk memroses menjadi kolang-kaling, dibutuhkan waktu cukup lama. Setelah kolang-kaling dipetik dari pohon, kemudian dipangkai dari batang. Lalu dibiarkan dahulu selama satu hari atau lebih untuk menghilangkan getahnya. Setelah itu baru direbus bersama dengan kulitnya selama 1 jam.

Baca Juga : Buka Puasa Di Muntilan Magelang, Jangan Lupa Cicipi Jemunak

Kemudian ditiriskan dan dikupas satu per satu. Untuk mengupas harus menggunakan pisau yang tajam. Satu buahnya bisa berisi dua sampai tiga kolang kaling. Hasil kupasan kemudian direndam dengan air bersih sekaligus untuk menghilangkan mata yang ada di kolang kaling. Proses ini dilakukan hingga berkali-kali sampai menjadi kolang-kaling yang bersih dan siap untuk dijual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya