Ah-tenane
Selasa, 26 Mei 2009 - 12:44 WIB

Kok sepi?

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pagi-pagi benar Jon Koplo sudah ngetiging berangkat ke pasar, namaun bukan untuk belanja, melainkan bekerja. Ia adalah seorang pegawai loket sebuah pasar desa di wilayah Boyolali yang hanya beroperasi tiap pasaran Wage dan Paing.
Sampai di pasar, dengan pede-nya seperti biasa ia membuka loket dan menyiapkan karcis untuk para pedagang.
”Wah, mana nih, Tom Gembus kok belum datang? Lagipula tumben, kios-kios juga masih tutup,” batin Koplo heran. Dasar Koplo orang yang cuek bebek, ia tetap setia menunggu loket dan berharap pasar segera ramai.
Sedang asyik baca koran bekas, Lady Cempluk nongol di dekatnya. ”Wah, Pak Koplo kok rajin sekali? Nglembur ya?” tanya Cempluk.
”Oh, Yu Cempluk ta, ya kerja seperti biasa ta Yu,” jawab Koplo dengan pede. Tapi tak urung ia jadi curiga kok pasar sepi-sepi saja.
”Yu, kok pasarnya sepi, ada apa ya?” tanya Koplo kemudian.
”Ya mungkin wedi (takut),” jawab Cempluk sekenanya sambil berlalu. Jawaban itu malah membuat Koplo takut dan cepat-cepat keluar loket untuk menunggu Tom Gembus.
Ndilalah, lewatlah Gendhuk Nicole salah seorang pedagang pasar. Koplo pun nyicil ayem ternyata ada yang sudah mau jualan. Tapi… bukannya minta karcis terus bukak dhasar, Nicole malah nggendring, bablas.
”Mbak…! Mbak…! Kok nggak jualan, kenapa?” teriak Jon Koplo.
”Sampean ini gimana ta, ini kan libur, pasarannya besok pagi?” jawab Nicole sambil menahan tawa.
Blaik! Koplo baru ngeh kalau ia salah hitung hari pasaran. ”Ooo… pantes aja pasar sepi, lha wong bukan hari pasaran,” batin Koplo cengar-cengir sambil kukur-kukur menyadari kesalahannya. Dengan perasaan malu, cepat-cepat loket itu ditutup dan mak klepat, lari pulang.  Kiriman Waluyo, Kantor Camat Sawit, Ngumbul, Kemasan, Sawit, Boyolali.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Ah Tenane
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif