Kok cuma sebelah

Kisah nyata ini dialami Jon Koplo yang tinggal serumah dengan mertuanya, Lady Cempluk, di Grogol, Sukoharjo. Di hari pertama Bulan Puasa tahun lalu, istrinya, Gendhuk Nicole, mengajak Koplo Salat Tarawih bareng.

“Mas nanti tarawihnya bareng ibu sekalian ya?” ajak Nicole.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dik Nicole sama Ibu duluan saja, nanti tak susul,” tolak Koplo karena merasa rikuh dengan mertuanya.

Azan Isya telah berkumandang, Nicole dan ibunya langsung ngacir ke masjid biar dapat tempat. Maklum, hari-hari pertama puasa masjid selalu full. Sementara Koplo malah asyik ndhekem di WC lantaran perutnya sakit.

Saat ikamah berkumandang baru Koplo gedandapan. “Elho, andang komat ta?” gumam Koplo lalu cepat-cepat membereskan “ritual”-nya, pakai baju dan sarung, lalu nggenjrit ke masjid.

Selesai Tarawih, Koplo tidak langsung pulang melainkan mengobrol dulu dengan teman-temannya. Baru setelah masjid sepi, ia keluar. Tapi saat sampai di pintu masjid, ternyata sandal Koplo hilang satu.

“Wah jan kebangeten tenan, njupuk sandhal kok mung siji, mbok kabeh sisan,” omelnya.

Sampai di rumah, Koplo juga wadul sama istrinya sambil bengak-bengok, “Ini lho Dik, wong ngambil sandal kok cuma separo. Kalau bukan orang goblok nggak mungkin. Mbok dijupuk kabeh sisan rak malah cucuk,” omel Koplo.

Namun, pas Koplo muring-muring itulah tiba-tiba Bu Cempluk bersuara, “Sing gedhe pangapuramu ya, Plo. Aku mau kesusu ora sengaja kleru njupuk sandhalmu. Jane ya ra penak. Lha piye meneh, wong selak ora komanan nggon,” kata Bu Cempluk lembut namun bikin Koplo njenggirat kaget.

Tiwas bengak-bengok bul yang mengambil sandal ternyata mertuanya sendiri. Padahal waktu berangkat tadi ia juga tidak nggagas kalau sandalnya selen karena saking kesusu-nya. Malu campur pekewuh, wajah Koplo bukan cuma abang-ireng tapi jadi lorek-lorek.

Ranu Muda, Jl Kunir II No 7 Ngasinan RT 03/RW IV Kwarasan, Grogol, Sukoharjo