SOLOPOS.COM - Wakil Ketua DPR Pramono Anung (Dok/JIBI/Solopos/ Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Upaya penyelesaian perseteruan antara dua kubu di DPR, yaitu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) vs Koalisi Merah Putih (KMP), masih menemui jalan buntu menyusul belum adanya kesepakatan antara kedua pihak.

Saat ini, DPR masih terbelah menjadi dua kubu. KMP yang digalang Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, PKS, dan Partai Demokrat telah menyapu bersih pimpinan DPR dan alat kelengkapan dewan (AKD). Adapun KIH yang digalang oleh PDIP, PPP, PKB, Nasdem, dan Hanura membentuk pimpinan DPR dengan AKD tandingan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua DPR, Setya Novanto, mengatakan seluruh petinggi fraksi yang tergabung dalam KMP dan KIH terus mengadakan komunikasi aktif untuk meredam gejolak di parlemen yang berbuntut munculnya dualisme di DPR. “Dua kubu [KIH dan KMP] sudah berbicara intensif melalui perwakilannya. Namun kita tunggu saja hasilnya,” kata Setya tanpa merinci hasil lobi antarkubu itu, Selasa (4/11/2014).

Dari pertemuan itu, Setya Novanto hanya berharap akan segera muncul jalan penyelesaian dualisme tersebut. “Ini penting untuk meningkatkan wibawa DPR. Kami ingin, KMP dan KIH segera bekerja untuk kepentingan rakyat.”

Dalam komunikasi aktif itu, diketahui KMP diwakili oleh Ketum PAN Hatta Rajasa, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, serta Setya Novanto sendiri. Adapun KIH diwakili oleh politikus senior PDIP Pramono Anung dan Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey.

Meski belum ada titik temu, Pramono Anung yakin kisruh dualisme di tubuh DPR itu akan segera berakhir. “Kita targetkan pekan depan sudah ada solusi yang bisa diterima kedua pihak. Pertmuan sudah digelar sekitar 15 kali,” katanya.

Menurutnya, jika dualisme pimpinan DPR dibiarkan berlanjut akan berdampak buruk berupa ketidakpercayaan publik Indonesia dan dunia internasional. “Dengan tidak adanya kepercayaan publik, akan sangat mempengaruhi ekonomi Tanah Air. Jadi dualisme ini, harus segera diselesaikan.”

Seperti diketahui, KMP dan KIH telah menyetujui islah bersyarat. KIH mensyaratkan agar pimpinan DPR yang mayoritas dijabat oleh petinggi KMP mau mengulang pemilihan pimpinan AKD dengan sistem musyawarah dan mufakat. Adapun KMP mengajukan syarat kepada KIH untuk segera menyerahkan nama-nama legislatornya untuk segera dibagi ke komisi-komisi.

Atas belum adanya penyelesaian perseteruan, dua kubu masih terus berseteru dengan menggelar aksi-aksi mencari legitimasi. Kubu KMP terus menggelar rapat paripurna dengan agenda pengesahan mitra 11 komisi DPR di ruang paripurna dengan jumlah peserta 266 anggota. Paripurna versi KMP itu dipimpin oleh Taufik Kurniawan.

Adapun KIH menggelar rapat paripurna dengan agenda penetapan komposisi pimpinan AKD dengan jumlah peserta 137 anggota. “Dalam penetapan ini, kami berikan ruang untuk KMP. Kami bukan semata-mata menginginkan jabatan pimpinan, tapi kami ingin mengajarkan bagaimana berdemokrasi sesuai aturan,” kata Ida Fauziah Ketua DPR tandingan, seusai memimpin sidang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya